Studi Sejarah Gereja: Arti Sejarah Gereja

PENDAHULUAN

Studi Sejarah Gereja secara akademis dalam Perguruan Tinggi Teologi di Indonesia, biasanya dibagi dalam beberapa bagian yakni : (1) Sejarah Gereja Umum I, (2) Sejarah Gereja Umum II, (3) Sejarah Gereja Asia dan (4) Sejarah Gereja Indonesia.

Pembagian materi kuliah Sejarah Gereja seperti dipaparkan di atas memang telah diatur dalam kurikulum Standar Nasional yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia cq Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Kristen Protestan untuk diberlakukan dalam setiap Perguruan Tinggi yang bernaung di bawah Dirjen Bimas Kristen Protestan Republik Indonesia.

Walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa mata kuliah ini adalah mata kuliah yang tidak banyak disukai oleh mahasiswa. Para mahasiswa lebih senang mengikuti mata kuliah kelompok Biblika, Sistematika Teologi, Misiologi dan mata kuliah praktika atau mata kuliah non-Sejarah Gereja. Kesenangan ini sebenarnya tidak beralasan karena setiap materi kuliah yang disajikan dalam kurikulum Perguruan Tinggi Tologi sebenarnya mempunyai sejarah, misalnya mata kuliah Sistematika Teologi atau Dogmatika mempunyai sejarahnya yaitu sejarah Teologi Sistematika, artinya tidak ada mata kuliah yang tidak lepas dari unsur sejarah.

Kendatipun demikian, animo mahasiswa yang berkurang terhadap mata kuliah Sejarah Gereja dapat dipahami karena adanya stigmatisasi yang keliru yaitu belajar Sejarah Gereja tidak lain belajar menghapal data-data sejarah yang terlampau banyak. Memang belajar Sejarah Gereja tidak dapat dilepaskan dari menghafal, tetapi menghafal tidak akan ada artinya jika tidak dibarengi dengan usaha untuk mengetahui atau usaha menghafal disertai mengetahui atau berusaha mengetahui makna dari apa yang dihafalnya. Ini berarti bahwa pendekatan dalam pembelajaran Sejarah Gereja tidak dimutlakkan untuk menghafal, tetapi yang lebih diutamakan adalah maknanya.

Bila pendekatan pembelajaran Sejarah Gereja lebih diarahkan pada usaha mencari makna dari Sejarah Gereja maka animo belajar Sejarah Gereja akan bertambah. Apa yang saya kemukakan ini bukan hanya sebuah teori, melainkan telah menjadi pengalaman selama mengajarkan mata kuliah Sejarah Gereja di SETIA dan STT Bethel The Way (menjadi asisten Pdt. Dr. Matheus Mangentang, M.Th. dan menjadi dosen Sejarah Gereja di STT Bethel The Way). Ketika saya menekankan tentang makna belajar Sejarah Gereja, mahasiswa menjadi antusias. Misalnya yang saya jumpai dalam interaksi mahasiswa STT Bethel The Way kelas malam dan regular pada periode kuliah Januari s/d Mei 2006. Saya terkesan dengan interaksi mahasiswa STTB untuk mata kuliah Sejarah Gereja. Dengan demikian, alasan-alasan negative yang mempengaruhi warga pembelajar (mahasiswa atau pecinta sejarah) seperti : belajar Sejarah Gereja adalah belajar menghafal, belajar Sejarah Gereja dianggap membuang waktu untuk memperhatikan masa lampau, sebaiknya waktu sekarang dipakai untuk memikirkan apa yang sedang dan akan dihadapi daripada membicarakan hal-hal yang sudah lampau, dan alasan lain yang secara beragam dikemukakan oleh mahasiswa terhadap pembelajaran Sejarah Gereja dapat dihindari, dengan kata lain pendekatan makna dalam pembelajaran Sejarah Gereja akan meningkatkan keinginan mahasiswa untuk belajar Sejarah Gereja karena dengan pendekatan seperti itu, maka mahasiswa memperoleh manfaat belajar Sejarah Gereja bagi dirinya dalam pelayanan yang sedang dan akan dilakukan.

Jadi, apa yang dikemukakan terakhir di atas kiranya menjadi perhatian mahasiswa STTB Program Koresponden. Pelajaran Sejarah Gereja ini akan menjadi sesuatu yang membakar semangat, memotivasi, memberi peneguhan ulang bagi kita dalam pergumulan pelayanan kita di Indonesia bila “kika melihat Sejarah Gereja dalam rangka memahami karya TUHAN dalam diri orang-orang percaya dan bagaimana respons mereka terhadap panggilan Allah kepada Gereja-Nya pada masa lampau di luar Indonesia” (Muanley, 2001:3). Dalam kaitan itu, maka setiap belajar materi Sejarah Gereja kita harus bertanya : Apa, Mengapa dan Bagaimana. Dr. Anne Ruck, salah seorang pakar Sejarah Gereja menyatakan, “Inti belajar Sejarah Gereja bukan menghafal nama dan tahun melainkan betanya, Siapa yang menabur benih, siapa yang menyiramnya, mengapa orang Kristen pada masa lampau rela mempertaruhkan nyawanya karena kepercayaan kepada Kristus? Apa motivasi memberitakan Injil? Dan masih banyak pertanyaan yang dapat kita kembangkan ketika sedang belajar sejarah.”

Apa yang kami dikemukakan di atas kiranya dapat menolong para mahasiswa program koresponden untuk bersemangat dalam belajar Sejarah Gereja Umum. Materinya meliputi Sejarah Gereja Mula-mula sampai Sejarah Gereja Abad Pertengahan atau Gereja pada Abad Kegelapan.
Akhirnya harapan dan doa kami kiranya mahasiswa dapat mengadakan studi Sejarah Gereja dengan terfokus kepada inti belajar Sejarah Gereja yaitu belajar bertanya. Selamat bertanya pada Sejarah Gereja dan selamat menikmati kekayaan dari belajar Sejarah Gereja untuk diri sendiri dan juga untuk jemaat atau dalam pelayanan.

Penyusun
Pdt. Yonas Muanley, M.Th.

ARTI, MAKNA, PERIODISASI SEJARAH GEREJA UMUM

1.1. ARTI SEJARAH GEREJA

Arti Sejarah Gereja yang dimaksud di sini lebih kepada usaha memberi definisi terhadap Sejarah Gereja. Dalam usaha merumuskan definisi untuk Sejarah Gereja kita akan berusaha melihat arti dari dua kata tersebut yaitu kata Sejarah dan Gereja.

Arti kata Sejarah.

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi dua arti tentang Sejarah.
1. Sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau (kejadian dan peristiwa, fakta dan kenyataan dari masa lampau).
2. Sejarah adalah pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa yang lampau (Sejarah = Ilmu Sejarah / pengetahuan atau uraian mengenai fakta tersebut).
Ini berarti bahwa belajar sejarah tidak lain berurusan dengan fakta masa lampau dan usaha untuk menguraikan fakta tersebut. Dengan kata lain sejarah dapat diartikan pada peristiwa-kejadian itu sendiri dan uraian tentang peristiwa tersebut.

Arti kata Gereja.

Beberapa teolog mendefinisikan arti kata Gereja sebagai berikut: (1) Kata Gereja berasal dari kata dalam bahasa Portugis “igreja”, yang berasal dari kata Yunani “ekklesia” yang berarti: mereka yang dipanggil. Mereka yang pertama dipanggil oleh Yesus Kristus ialah para murid dan sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan turunnya Roh Kudus pada hari pentakosta, para murid itu menjadi “rasul”, artinya “mereka yang diutus” untuk memberitakan Injil sehingga lahirlah Gereja (van den End, 1992:1-2). (2) Istilah Yunani “ekklesia” dibentuk dari kata ‘ek’ (=dari) dan ‘kaleo’ (=memanggil), yaitu ‘mereka yang dipanggil keluar’. Dalam Perjanjian Baru istilah ‘ekklesia’ diapakai 115 kali, 10 kali dalam arti Gereja secara menyeluruh (misalnya Mat. 16:18) dan selebihnya dalam arti “Gereja lokal” atau “jemaat setempat” (misalnya Mat. 18:17). Jadi kata ‘ekklesia’ dalam Perjanjian Baru mempunyai arti (1) Ekklesia adalah kaum yang dipanggil keluar dari kehidupan yang lama dan keluar dari kuasa Iblis, dipanggil Allah sendiri, dipindahkan ke dalam kerajaan Allah-terjadi perubahan status dan pola hidup. (2) Ekklesia adalah kaum yang dipanggil keluar dari hidup bagi diri sendiri dan dipanggil untuk hidup bagi Tuhan, beribadah kepada Tuhan dan melayani Tuhan-perubahan tujuan hidup dan pandangan dasar (Dietrich Kuhl, 1992:34).

Menurut Henry C. Thiessen, ayat-ayat dalam PB yang memakai kata ‘ekklesia’: 1 Kor. 12:13; 1 Ptr. 1:3, 22-25; Mat. 16:18; 1 Kor. 15:9; Gal. 1:13; Flp. 3:6; Ef. 5:25-27; Ef. 1:22, 5:23; Kol. 1:18; 1 Kor. 12:28; Ef. 3:10; Ibr. 12:23, yang berarti sekelompok orang yang terpanggil, sebagai suatu majelis warga negara dari suatu negara yang mandiri, namun PB memberi arti rohani dari kata ekklesia yaitu sekelompok orang yang dipanggil keluar dari dunia dan dari hal-hal yang berdosa (Thiessen, 1995:476).
Dari kajian tentang Gereja dan sejarahnya maka perlu diinsafi hal berikut ini: Gereja ada karena Yesus memanggil orang menjadi pengikut-Nya. Maka Gereja mempunyai wujud yaitu persekutuan dengan Kristus dan persekutuan dengan manusia lain dan persekutuan dalam melaksankana amanat-Nya yaitu pekabaran Injil (Mat. 28:19, Kis. 1:8) (H. Berkhof dan I. H. Enklaar, 2004:vii).

Berdasarkan definisi atas dua kata, sejarah dan Gereja seperti tersebut di atas maka berikut ini akan dirumuskan pengertian dari kata “Sejarah Gereja”.
Ternyata pengertian tentang Sejarah Gereja, yaitu uraian empiris dan penilaian teologis. Dengan kata lain kajian teoritis-teologis dari para teolog tidak sama dalam pemberian definisi. Artinya ada banyak definisi tentang Sejarah Gereja. Keragaman definisi ini disebagkan karena filosifi daripara ahli tersebut. Dengan kata lain filosofi para ahli mempengaruhi rumusannya tentang Sejarah Gereja. Ada yang merumuskan pengertian Gereja berdasarkan uraian empiris dan ada pula dengan penilaian teologis. Ini perlu dikemukakan supaya para mahasiswa tidak bingung melihat keanekaragaman definisi tersebut. Akan tetapi, dari keanekaragaman definisi tersebut dipilih, dipertimbangan, kemudian dirumuskan suatu definisi konseptual dan operasional dari pengertian Sejarah Gereja yang kemudian memberi arah dalam kerangka studi Sejarah Gereja yang akan kita lakukan.

Definisi dari para ahli tentang Sejarah Gereja dipaparkan sbb:
a). Sejarah Gereja adalah sejarah agama Kristen
b). Sejarah Gereja adalah sejarah perhimpunan-perhimpunan yang mengakui Yesus Kristus
c). Sejarah Gereja adalah sejarah Gereja Yesus Kristus
d). Sejarah Gereja adalah sejarah tafsir Alkitab: karena tafsiran muncul gereja-gereja
e). Sejarah Gereja adalah kisah tentang perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan yang dialami Gereja, sebagai persekutuan meraka yang dipanggil Kristus, selama di dunia ini
f). Sejarah Gereja adalah pertanggungjawaban masa silam Gereja yang terjadi dalam terang Injil Yesus Kristus
g). Sejarah Gereja adalah kisah tentang perubahan hidup yang dialami manusia karena keselamatan yang diimaninya di dalam Yesus Kristus dan bagaimana mewujudnyatakan keselamatan tersebut sebagaimana yang diajarkan Alkitab.

Jadi, definisi Sejarah Gereja yang mempertimbangkan aspek empiris dan penilaian teologis adalah sbb:

Sejarah Gereja adalah pertanggungjawaban masa silam Gereja yang terjadi dalam terang Injil Yesus Kristus dan bagaimana hidup manusia dipengaruhi dan diubah oleh keselamatan yang diberikan Allah dalam Yesus Kristus kepadanya (uraian kenyataan/empiris/fakta) dan apakah perwujudan keselamtan dalam kehidupan manusia yang digumuli Gereja, sebagai persekutuan orang yang mengakui Yesus Kristus, sesuai dengan Alkitab (penilaian Teologis).

Bahan Ajar oleh Yonas Muanley

Facebook Comment