Hubungan Teologi Sistematika dengan Ilmu Lain

 Hubungan Teologi Sistematika dengan Ilmu Lain
Hubungan fungsional antar mata kuliah sangat penting diketahui oleh setiap penanggungjawab dan pemberi mata kuliah. Hal ini dibutuhkan untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum terutama dalam penyajian dan pengkajian isi/materi kuliah. Bila dosen memahami hubungan fungsional antar mata kuliah maka:
1.     Seluruh penyajian isi setiap mata kuliah merupakan suatu pengalaman belajar yang terarah dan terpadu dengan ruang lingkup, isi, kedalaman dan keluasaan yang jelas. Dengan demikian, setiap lulusan diharapkan dapat memiliki wawasan pengetahuan dan pengalaman yang tidak terlalu bervariasi kualitasnya.
2.     Terhindarnya “overlap”, pengulangan, tumpang tindih, kurang atau berlebihan dalam hal kedalaman dan keluasaan isi serta kajian dari materi kuliah terutama di antara mata kuliah yang serumpun dan berkaitan.
3.     Dosen-dosen yang mengasuh mata kuliah yang serumpun atau berkaitan dituntut untuk ada keterpaduan serta harus selalu berkonsultasi tentang pembatasan ruang lingkup maupun pengembangan isi mata kuliah, dan sekaligus juga untuk kepentingan melakukan verivikasi terhadap bobot sks yang diberikan setiap mata kuliah dalam kaitannya dengan kuliah tatap muka, tugas terstruktur, tugas mandiri dan system penilaian keberhasilan mahasiswa.
4.     Ada kejelasan tentang hubungan antar mata kuliah yang membutuhkan “prasyarat” untuk mata kuliah sebelumnya, sehingga mahasiswa terikat untuk tidak sembarangan mengontrak mata kuliah
5.     Penyebaran mata kuliah ke dalam setiap semester dapat ditata secara runtut dan berkelanjutan, dengan alasan yang logis dan bermakna bagi mahasiswa dalam rangka pembentukan kompetensi lulusan yang utuh dan bermutu.

Berikut ini peta skematis hubungan fungsional antar mata kuliah, terutama khusus mata kuliah-mata kuliah untuk Kurikulum Standar Minimal:

Hubungan Sistematika Teologi dengan disiplin ilmu lain seperti:

1.     Biblika. Hubungan Biblika dengan teologi sistematika

Disiplin ilmu Biblika menolong Teologi Sistematik dalam menyusun ajaran-aran Alkitab secara benar dan logis sehingga dapat diterima secara akal.
Jadi, teologi Biblika menolong teologi sistematika dalam menelusuri tema tertentu (misalnya penebusan, perjanjian dst.) akan menyajikan materi yang luas dari Alkitab secara progresif.
             
2.     Historika. Hubungan teologi historika dengan teologi sistematika

Disiplin ilmu historika menolong Teologi Sistematika dalam menyusun pengajaran-pengajaran Alkitab sebagaimana yang telah digumuli gereja masa lampau.
Jadi, disiplin ilmu historika memberi kontribusi dengan memperlihatkan berbagai cara penafsiran Alkitab yang pernah dilakukan gereja atau teolog di masa lampau.


3.     Praktika. Hubungan teologi historika dengan teologi sistematika
             
Menolong teologi sistematika mendaratkan isi teologi atau teologi praktika adalah mengenai apa adanya dan apa yang harus dilaksanakan.
Disiplin ilmu teologi praktika menolong Teologi Sistematika dalam menyusun pengajaran Alkitab sehingga mudah diterapkan dalam kehidupan nyata.
             
4.     Oikumenika. Hubungan Oikumenika dengan teologi sistematika           

Disiplin ilmu oikumenika menolong Teologi Sistematika dalam menyusun pengajaran Alkitab dengan memperhatikan aspek oikumenis.
             
Filsafat. Hubungan filsafat (berpikir kritis, berpikir mendalam tentang seluruh kenyataan) dengan teologi sistematika    

Disiplin ilmu filsafat menolong Teologi Sistematika secara kritis menyusun ajaran-ajaran Alkitab sehingga dapat dipertanggungjawabkan
             
Agama-agama. Hubungan agama-agama dengan teologi sistematika

Ilmu agama-agama menolong Teologi sistematika dalam pertanggungjawaban teologi terhadap sesame teman teologis.

Pembagian Teologi

Biblika
Sistematika
Historika
Praktika
Pengetahuan dan Pembimbing PL
Dogmatika
Sejarah Gereja Umum
PAK
Pengetahuan dan Pembimbing PB
Etika
Sejarah Gereja Asia
PWG
Bahasa Ibrani
Sejarah Gereja Indonesia
Kateketika
Bahasa Yunani
Oikumenika
Liturgika
Hermeneutika
Missiologi
Homilia
Tafsir PL
Agama Suku
Musik Gereja
Tafsir PB
Hinduisme dan Budhaisme
Pastoral
Teologi PL
Islamologi
Manajemen Gereja
Teologi PB


Read More

Sejarah Teologi Sistematika zaman Post Reformasi

Sejarah Teologi Sistematika zaman Post Reformasi
Sejarah teologi sistematik dapat dihubungkan dengan beberapa teolog yang berkontribusi dalam membangun teologi sistematika yaitu Friedrich Schleiermacher. Ia disebut “Bapa teologi modern.” Dalam konteks sejarah teologi sistematika, sumbangsihnya yakni pemikiran teologi sistematik yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul: Christian Faith (edisi 1820-1821 dan 1830-1831). Buku ini berisi teologi sistematik karena ia mengemukakandoktrin-doktrin Krristen secara sistematis. Tokoh yang lain yakni  Karl Bart (1866-1968) adalah teolog yang paling berisikeras melawan arus “ modernitas. Teologi sistematiknya yaitu penyingkapan diri Allah Tritunggal berpusat pada inkarnasi, yang secara asli dan sah disaksikan dalam Alkitab dan diberitakan oleh Gereja (Alvis, 2001 :67). Tokoh berikutnya yaitu Paul Tilich (1886-1965) adalah seorang teolog terkenal di Amerika Utara.Ia terkenal dengan teologi korelasi (Alvis, 2001:68). Karl Rahner dengan teologi  “Gereja tersembunyi” dari Tillich sama dengan “kekristenan awanama” dari Rahner.Gereja yang kelihatan bukan saja berupa sarana penginjilan, tetapi lebih sebagai titik pusat dari apa yang Allah sedang kerjakan di seluruh penjuru dunia.

Dalam pemikiran Rahne kelihatannya sangat sulit untuk gagal diselamatkan.
Read More

Sejarah Teologi Sistematika zaman Gereja Abad Reformasi dan Post Reformasi (1517 – Kini)

Sejarah Teologi Sistematika zaman Gereja Abad Reformasi dan Post Reformasi (1517 – Kini)
  Berteologi secara sistematik tidak dibasi pada era tertentu tetapi dinamis, berkembang dari waktu ke waktu. Misalnya pada masa Reformasi Gereja. Kita mengenal ada Marthen Luther. Teologi sistematika didasarkan pada Kristus sebagai pusat segala-galanya (Kristosentris). Tokoh yang lain yaitu  Zwingli. Ia menyatakan: suatu doktrin tidak boleh berlawanan dengan  akal, bagi Luther peranan akal dalam teologi jauh lebih kurang.
Alkitab mempunyai wewenang terakhir. (Lane, 2005:144-145). Kemudian  Johanes Calvin. Teologi sistematikanya dibangun berdasarkan penekanannya yaitu teosentris. Karyanya yang terkenal yaitu “Institutio Agama Kristen”

Read More

Sejarah Teologi sistematika: Philip Melanchthon

Sejarah Teologi sistematika:    Philip Melanchthon
Philip Melanchthon membangun teologi sistematiknya dalam bukunya yang terkenal
“Loci communes rerum theologicarum. Isinya yaitu doktirn soteriologis, dosa, anugerah, Taurat dan Injil, pembenaran dan iman, pekerjaan iman dalam kasih dan lambing-lambang sacramental. Ia juga mengajarkan tentang Allah Tritunggal, pengalaman gereja dalam ibadah, doa, khotbah dan sakramen. 
Read More

Sejarah Teologi Sistematika: Augustinus

Sejarah Teologi Sistematika: Augustinus
Salah satu bapa Gereja yang berkontribusi dalam sejarah sistematik teologi adalah Augustinis. Teologi sistematinya dibangun dari pengajarannya tentang sejarah penyelamatan dari penciptaan sampai ke gereja masa kini dengan tujuan agar tujuan kasih Allah dalam kenyataan dan peristiwa terkait menjadi nampak dan doktirin-doktrin selanjutnta.(Avis, 2001:61)
Read More

Sejarah Teologi sistematika: Gregorius dari Nyssa

 Sejarah Teologi sistematika: Gregorius dari Nyssa
 Gregorius dari Nyssa

 Teologi sistematika dari tokoh ini yakni pernyataannya tentang Trinitas pada akhir abad ke-4. Kemudian orasi Kateketik Besar merupakan karya tulis Gregorius yang secara sistematik menguraikan iman Kristen. Karya itu dipakai sebagai bantuan bagi pengajar katekisasi.  
Anak Allah harus dikenali lewat akhlak serta keserupaan rohani mereka dengan Sang Bapa.(Avis, 2001:60-61)

Read More

Sejarah Teologi Sistematika

Sejarah Teologi Sistematika
Berteologi itu pada esensinya bersifat individual tetapi juga bersifat komunal/bersama atau berteologi itu terjadi dalam kesendirian tetapi serempak kebersamaan. Oleh karena itu maka berteologi selalu ada dalam sejarah dan tidak pernah di luar sejarah. Berteologi ada dalam sejarah, telah dimulai sejak manusia ada di dunia ini. Contoh sederhana Adam dan Hawa berteologi di taman Eden (Kej. 1, 2 dan 3). Namun sejarah teologi yang akan kita bahas di sini yaitu berteologi secara sistematis. Kita mulai dengan Gereja mula-mula dan selanjutnya. Berikut ini bahasan secara singkat sejarah teologi sistematis.
 1. Sejarah teologi sistematika Gereja Mula-mula/Gereja Lama:
Pergumulan berteologi secara sistematika dapat kita kaitkan dengan Origenes. Perhatikan teologi origenes. Karya Origenes, Asas-asas Pertama yang dikarang pada tahun 220-an biasanya dianggap sebagai “teologi sistematik” yang pertma.


Read More

Norma atau sumber atau metode berteologi

Norma atau sumber atau metode berteologi


Bila dalam definisi teologi diartikan berpikir tentang Allah dan karya-Nya, merenung tentang Allah dan karya-Nya, ilmu tentang Allah dan karya-Nya maka jelaslah dibutuhkan norma/sumber/metode. Sebab bila tidak ada norma/sumber/metode maka setiap orang akan berbeda-beda dalam memikirkan tentang Allah dan karya-Nya. Mereka yang memulai dengan akal semata akan mengatakan bahwa Allah itu tidak ada (komunis), sebaliknya mereka yang memulai berpikir tentang Allah dan karya-Nya hanya berdasarkan pikiran semata (baca filsafat/berpikir mendalam dengan memakai metode berpikir ilmiah) akan menghasilkan teologi yang berbeda dengan Alkitab (Allah dan karya-Nya yang dibicarakan oleh mereka yang hanya berdasarkan pendekatan filsafat). Di sinilah pentingnya norma berteologi yaitu Alkitab, sumber berteologi yaitu Alkitab, metode berteologi yaitu Alkitab.
Jadi, berteologi sangat erat kaitannya dengan norma/sumber/metode. Hasil teologi sangat ditentukan oleh norma/sumber/metode berteologi. Hal ini disebabkan karena Teologi dalam definisinya yaitu berpikir, berbicara, perkataan, uraian, ilmu tentang Allah. Bila manusia yang berteologi tidak mempunyai norma/sumber/metode maka akan menghasilkan teologi yang tidak pasti. Dengan demikian norma berteologi/sumber berteologi/metode berteologi orang Kristen adalah Alkitab. Artinya orang Kristen dapat berpikir, merenung, berbicara, berkata-kata, bercakap-cakap, menuturkan tentang Allah sejauh yang disaksikan dalam Alkitab.
Misalnya kita perhatikan metode berteologi Paul Tillich,  Metode berteologi yang dipakai Tillich adalah metode korelasi. Keprihatinannya yang utama adalah bagaimana menyampaikan berita Alkitab kepada situasi dunia kontemporer sekarang ini. Untuk menjawab ini maka pertanyaan-pertanyaan manusia modern itu dihubungkan sedemikian rupa dengan jawaban dari tradisi kristen, sedangkan jawaban-jawabannya ditentukan oleh bahasa filsafat, sains, psikokologi dan seni modern. Ia yakin tentu ada kaitan antara pikiran dan problema manusia dengan jawaban yang diberikan oleh kepercayaan dalam agama. Untuk itu ia menolak jawaban yang supranaturalisme dari fundamentalisme, dan juga menolak naturalisme dari liberalisme.

Jadi, norma berteologi, sumber berteologi, metode berteologi adalah Alkitab. Filsafat hanya membantu dalam berteologi berdasarkan Alkitab.
Read More

Tempat/kedudukan Teologia dengan disiplin ilmu lain

Tempat/kedudukan Teologia dengan disiplin ilmu lain
Pertanyaan yang sering timbul adalah, kalau Teologia adalah pengenalan tentang Allah dan karya-Nya, bagaimana hubungan Teologia dengan ilmu-ilmu yang lain (musik, filsafat, sosiologi, kedokteran, dll? Dengan percaya bahwa seluruh kebenaran adalah berasal dari Allah, maka tidak seharusnya Teologia bertentangan dengan disiplin-disiplin ilmu yang lain, baik itu kebenaran alam, filsafat, musik, dll., bahkan seharusnya mereka akan saling melengkapi
 Jadi, kedudukan teologi dengan disiplin ilmu lain ialah bahwa berbagai ilmu itu saling melengkapi. Misalnya filsafat menolong teologi untuk menyusun isi teologi secara logis sehingga dapat diterima oleh orang lain. Matematika dan ilmu-ilmu lain member kontribusi kepada teologi.

Read More

Corak atau Aliran Teologi Membentuk Komunitas

Corak atau Aliran Teologi Membentuk Komunitas
Dalam dunia kristen, kita mengenal begitu banyak aliran teologi. Hal ini disebabkan karena komunitas Kristen atau organisasi yaitu gereja demikian beragam. Oleh karena itu setiap komunitas Kristen menghasilkan teologinya sesuai dengan pergumulan. Kita mengenal ada beberapa aliran atau kelompok Gereja seperti:
1. Angglikan
2. Arminian
3. Baptis
4. Dispensasional
5. Lutheran
6. Reformed/Presbiterian
7. Kahrismatik/Pentakostal
8. Katolik Traditional
9. Katolik Paska Konsili Vatikan II.
10. Kristen Ortodoks
11. Dsb.

Setiap kelompok di atas punya corak teologi yang pada dimensi-dimensi tertentu berbeda dalam hal penekanan. Namun esensi yaitu kita satu kepercayaan terhadap Yesus Kristus adalah TUHAN dan Juruselamat dunia. TITIK
Read More

Pengertian Teologi Sistematika

Pengertian Teologi Sistematika
Pengertian Teologi Sistematika
Kata"Sistematika" berasal dari kata sustematikos, artinya penempatan/ penyusunan secara tepat. Sistematika menunjuk pada sesuatu yang ditempatkan dalam sistim. Oleh sebab itu teologia sistematika berarti pembagian teologi ke dalam sistim yang menjelaskan berbagai bidang. Contohnya, banyak kitab dalam Alkitab yang memberi informasi mengenai malaikat. Tidak ada satu kitabpun yang memberi semua informasi mengenai malaikat. Teologia sistematika mengambil semua informasi mengenai malaikat dari semua kitab dalam Alkitab dan mengaturnya ke dalam suatu sistim, angelologi. Inilah yang dilakukan oleh teologia sistematika – mengatur pengajaran-pengajaran Alkitab ke dalam berbagai kategori.
Teologi sistematik atau Sistematika Teologi adalah upaya menyusun teologia-teologia yang membentuk Doktrin. Doktrin yang diajarkan oleh Alkitab tersusun atas Teologi-Teologi dari masing-masing penulis Alkitab (PL-PB). Teologia sistematika merupakan sebuah alat penting untuk menolong kita mengerti dan mengajarkan Alkitab dengan cara yang terorganisir/secara berurut/sistematis.
Jadi teologi sistematika adalah pengetahuan mengenai klasifikasi (penggolongan/urutan) pengajaran Alkitab ke dalam system secara logis (Definisi oleh Yonas Muanley)



Read More

Contoh berteologi dalam Alkitab

Contoh berteologi dalam Alkitab
Salah satu contoh berteologi dalam narasi Alkitab (Kej. 28:10-22)
Berteologi sebagaimana yang dikatakan diatas dapat dikerjakan dalam kesendirian tetapi juga berteologi (berpikir tentang Tuhan) bukan kebiasaan yang dapat dilakukuan dalam kesendirian tetapi dalam kebersamaan. Ini berarti teologi dapat diartikan berbicara tentang Allah dan hal-hal mengenai Allah. Contoh: Mereka saling mengatakan : Bukankah hati kami berkobar-kobar ketika Ia berbicara dengan kami di tengah jalan dan menerangkan Kitab Suci pada kita?” (Luk. 24:13-35).
Penggunaan Kata Teologi pada abad Pertengahan
Pada Abad Pertengahan, teologi merupakan subyek utama di sekolah-sekolah universitas dan biasa disebut sebagai "The Queen of the Sciences". Dalam hal ini ilmu filsafat merupakan dasar yang membantu pemikiran dalam teologi.
Kata "Teologi" diambil dari bahasa Yunani Helenis, namun demikian maknanya telah berubah jauh melalui penggunaannya di dalam pemikiran Kristen di Eropa sepanjang Abad Pertengahan dan Zaman Pencerahan.



Read More

Pengertian Teologi Sistematik

Pengertian Teologi Sistematik
    Pengertian Teologi Sistematika (Materi MK Pembimbing Teologi Sistematik)

Demi memudahkan kita memahami teologi sistematika maka berikut ini kita berusaha membahas kata teologi dan sistematika, kemudian pengertian dari Teologi SistematikaPerlu diketahui bahwa isi Teologi Sistematik adalah upaya para ahli Teologi untuk membuat isi /ajaran Alkitab (PL dan PB) dipahami artinya secara logis dan sistematis. 

Kata “teologi” berasal dari kata-kata Yunani yakni dari kata theos yang berarti Allah, dan logos yang berarti: “perkataan”, “pikiran”, “percakapan”.
Jadi, menurut arti kata ini teologi adalah berpikir atau berbicara tentang Allah. Bila dikatakan   bahwa teologi adalah berpikir tentang Allah, dapat berarti bahwa hal tersebut (berteologi) adalah sesuatu yang dapat kita kerjakan dalam kesendirian.

  
Definisi:
Teologi adalah pemikiran(berpikir, berkata, bercakap-cakap) atau ajaran/doktrin yang sistematis tentang Allah dan ciptaan-Nya (Definisi Yonas Muanley)

Read More

Mata Kuliah Pembimbing kedalam Teologi Sistematik

Mata Kuliah Pembimbing kedalam Teologi Sistematik
Pengantar Kedalam Pembimbing Teologi Sistematik (1)

Mata kuliah ini sifatnya mengantar mahasiswa, khususnya mahasiswa pada semester dan tahunn ajaran yang sedang berlangsung ke bidang Teologi Sistematik. Di dalam Teologi Sistematik mahasiswa akan mempelajari doktrin yang dirumuskan Gereja sepanjang abad, yaitu:
1.     Teologia Proper (Allah)
2.     Antropologi (Manusia)
3.     Soteriologi (Keselamatan)
4.     Kristologi (Yesus Kristus)
5.     Pneumatologi (Roh Kudus)
6.     Eklesiologi (Gereja)
7.     Eskatologi (Akhir zaman)
Selain itu,  ada Teologi Biblika, Teologi Historika, Teologi Praktika, Teologi Kontemporer dll. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat pada topic pembahasan pembagian Teologi pada halam selanjutnya. Bibliologi (Alkitab)
Ketujuh mata kuliah Teologi Sistematika atau Dogmatika sebagaimana yang disebutkan di atas akan dibahas dalam semester-semester selanjutnya oleh dosen dogmatika.
Jadi,  kita tidak akan membahas berbagai doktrin yang sudah disebutkan di atas. Mata kuliah ini hanya sifatnya pembimbing ke dalam  pengenalan akan Teologi Sistematik. Sekali lagi, mata kuliah ini sifatnya hanya pembimbing ke dalam Teologi Sistematik.

Semoga bermanfaat


Read More