Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian: Masalah Penelitian. Melalui materi ini saya membahas masalah penelitian dan beberapa aspek metodologi yang sekranya berguna bagi pembaca blog. Untuk itu saya mulai pembahasan ini dengan menentukan Standar Kompetensi/Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu menguasai teori-teori berbagai metode penelitian dan menerapkan dalam desain penelitian akademik (proposal tesis Bab I-III). Dengan kata lain tujuan pembelajaran adalah mahasiswa mampu membuat proposal tesis.

Mahasiswa mampu menyusun proposal penelitian (Bab I).

Proses Penelitian

Proses penelitian terdiri atas:
1. masalah penelitian (Bab I)
2. Telaah Teoritis (Bab II)
3. Menentukan metode penelitian (Bab III)
4. Pengujian Fakta (Bab IV)
5. Kesimpulan (Bab V)

Malasah Penelitian (Tujuan KD 1: Mampu memilih masalah penelitian)
Pengertian Umum

Dalam kehidupan sehari-hari seperti di sekolah (di dalam kelas) guru tidak akan bebas dari permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran. Di Gereja juga tidak bebas dari masalah, di pelayanan juga tidak bebas dari masalah. Di dalam rumah tangga juga ada masalah, antara hamba Tuhan juga ada masalah. Dstnya. Masalah yang muncul mungkin sederhana, tetapi bisa juga kompleks yaitu masalah yang dihadapi setiap orang secara individual, kelompok ataupun yang secara umum dialami oleh setiap guru, siswa, pelayan, hamba Tuhan, dst. Misalnya seorang guru yang mengajar bahasa, sekalipun ia telah berusaha menerapkan konsep-konsep dengan cara yang dipandang efektif, namun ternyata siswa tidak mampu memahami dengan baik dan terjadi kesalahan pemahaman. ini menunjukkan adanya kesenjangan antara apa yang terjadi dengan apa yang ia harapkan atau antara “what should be dengan what it is”.

Ada kemungkinan para peserta didik tidak merespons seperti yang diharapkan atau ada kemungkinan peserta didik kurang memahami apa yang sedang dikemukakan atau ditanyakan, atau kemungkinan lain suasana kelas kurang kondusif untuk pembelajaran yang sedang berlangsung, atau pun ada sebab-sebab lainnya. Inilah suatu pertanda, bahwa ada persoalan dalam pembelajaran, dan sebaiknya guru atau dosen memberikan perhatian terhadap hal itu. Apabila guru atau dosen memperhatikan adanya suatu kondisi yang tidak seharusnya ada dalam proses pembelajaran, maka dapat dikatakan sudah ditemukan sesuatu yang dapat dijadikan permasalahan penelitian.

Dengan penampilan memberi maras dan wajah sendu, seorang mahasiswa datang berkonsultasi: ”Pak. Saya lagi punya masalah besar. Kiriman belum datang. Tidak bisa membayar SPP. Ini hari terakhir pembayaran SPP”. Masalah besar? “Nih uang. Bayar SPPmu”. Si Mahasiwa pamit. Membayar SPP.

Dalam kehidupan sehari-hari, beragam masalah kita hadapi. The life is problems; problems must be solve. Tidak mampu membayar SPP karena tidak punya uang, yang punya masalah diberi uang untuk membayar SPP, masalah selesai. Setiap hari ratusan masalah kita selesaikan. Semakin banyak masalah terselesaikan, semakin nyaman hidup. Orang-orang sukses adalah orang yang mampu menyelesaikan masalah. Orang-orang bermasalah adalah mereka yang hidup dengan masalah. Jangan takut masalah, tetapi … jangan mencari-cari masalah.

Pengertian Khusus Masalah Penelitian

Segi yang paling pokok atau inti dalam penelitian adalah masalah penelitian. Tidak ada masalah, berarti tidak ada penelitian karena masalah itulah yang menyebabkan adanya penelitian. Masalah yang akan dikemukakan dalam proposal harus menciptakan minat pembaca terhadap pokok penelitian, baru kemudian masalahnya dikemukakan. Selanjutnya, penelitian di tempatkan dalam konteks literature kesarjanaan yang lebih luas yang membahas kekurangan dalam dalam literature itu sehubungan dengan masalah tersebut. Dalam konteks pemahaman ini masalah didefinisikan sbb: Masalah adalah pengalaman ketika kita menghadapi situasi yang tidak memuaskan. Namun, tidak semua situasi yang tidak memuaskan adalah masalah. Situasi itu harus betul-betul-betul tidak memuaskan sehingga dirasakan sebagai masalah. Pengalaman itu bukan saja pengalaman dalam praktik, melainkan juga dalam mengamati dua teori yang bertentangan. Setelah masalah ditemukan, peneliti dapat menulis paragraph-paragraf yang menyatakan masalah penelitian dalam proposal penelitian (Andreas B. Subagyo, 2004:180)

Penelitian dapat dilihat sebagai proses yang mencakup penemuan masalah (problem finding) dan pemecahan masalah (problem solving). Penemuan masalah penelitian merupakan tahap penelitian yang paling sulit dan krusial karena tujuan penelitian adalah menjawab masalah penelitian, sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Proses penemuan masalah mencakup tahap-tahap, antara lain: identifikasi bidang permasalahan, pemilihan atau penentuan pokok masalah, dan perumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian akan mempengaruhi pelaksanaan tahap selanjutnya dalam proses penelitian. Konsep-konsep teoritis yang ditelaah harus relevan dengan rumusan masalah yang diteliti. Rumusan masalah juga menjadi pertimbangan dalam memilih metode-metode pengujian fakta. Pendekatan yang digunakan peneliti untuk menjawab masalah penelitian disebut dengan strategi penelitian (Nur Indrianto dan Bambang Supomo. 2002:8)

Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara apa yang seharusnya (harapan) dengan apa yang ada dalam kenyataan sekarang. Kesenjangan tersebut dapat mengacu ke ilmu pengetahuan dan teknologi, pelayanan gereja, ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya. Penelitian diharapkan mampu mengantisipasi kesenjangan-kesenjangan tersebut. Masalah yang perlu dijawab melalui penelitian cukup banyak dan bervariasi misalnya masalah dalam bidang pendidikan saja dapat dikategorikan menjadi beberapa sudut tinjauan yaitu masalah kualitas, pemerataan, relevansi dan efisiensi pendidikan (Riyanto, 2001:1)

Lebih lanjut dikemukakan bahwa kedudukan perumusan atau formulasi masalah penelitian merupakan suatu langkah awal yang menentukan keberhasilan langkah-langkah selanjutnya. Orang menyatakan bahwa jika peneliti berhasil merumuskan masalah penelitian dengan baik dan benar, berarti ia telah melampaui separo jalan. Dengan rumusan masalah yang jelas dan tajam, maka peneliti akan mampu meletakkan dasar teori dan atau kerangka konseptual pemecahan masalah, hipotesis akan dapat dirumuskan karena berdasarkan rumusan masalah dapat diidentifikasi dan ditetapkan alternatif solusinya atau tindakan tepat yang perlu dilakukan. Demikian pula data apa yang harus dikumpulkan untuk mengkaji atau sebagai bahan refleksi atas tindakan yang telah dan sedang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik sesuai dengan apa yang diharapkannya dalam berbagai jenis penelitian.

Memilih dan merumuskan Masalah Penelitian

Penelitian adalah merupakan bagian dari pemecahan masalah. Lalu apa sebenarnya masalah penelitian itu? Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagi suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan.

Danim (2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masalah penelitian keperawatan adalah suatu kesenjangan atau diskongruensi antara kenyataan dan harapan di bidang keperawatan. Seperti dapat dilihat dalam kenyataan sehari-hari, dalam memberikan pelayanan keperawatan/ kebidanan, seorang perawat/ bidan dituntut untuk selalu menerapkan komunikasi yang terapeutik, namun apa yang terjadi? Masih sering kita temukan perawat/ bidan yang belum menerapkan komunikasi teraputik ini. Perawat/ bidan dituntut untuk selalu empati akan penderitaan pasien, kenyataannya belum dapat ber-empati terhadap penderitaan pasien yang dirawatnya.


Facebook Comment