Kisah Gereja dalam Dunia Hellenisme

Faktor-faktor pendukung eksistensi Gereja dalam dunia Hellenisme (pengaruh kebudayaan Yunani-Romawi)

1. Sentralisasi/pemusatan kekuasaan: penaklukan daerah lain menjadi bagian wilayah kekuasaan, seperti Alexander Agung (336-323 s.M) kerajaan Makedonia (Yunani) menguasai Yunani, Asia Kecil (Turki), Palestina, Syria, Persia, Mesir dan memasuki India. Kemudian kekaisaran Romawi berhasil menaklukkan wilayah yang dikuasai kerajaan Yunani. Pada waktu jajahan kebudayaan Yunani, telah mempengaruhi wilayah Asia Barat: Palestina, Asia, Syria (bhs Gereja tetap bahasa Siria/Aram), Asia Kecil dan Antiokhia yang nanti menjadi pusat PI menjangkau daerah-daerah kafir di wilayah Romawi dan Persia.
2. Kesatuan Kebudayaan: bahasa pergaulan/bahasa sehari-hari adalah bahasa Yunani. PB ditulis dalam bahasa Yunani Koine.
3. Perdagangan dan lalulintas dalam kekaisaran Romawi: memberi peluang kepada para rasul dan orang-orang Kristen memberitakan Injil ke berbagai wilayah dalam kekaisaran Romawi melalui jalan darat dan jalan laut.
4. Perdamaian dunia (Pax Romana = Damai yang dijamin oleh Roma): Ada jaminan keamanan bagi penduduk kekaisaran Romawi dengan jalan pemerintah Romawi mempersiapkan prajurit-prajurit untuk keamanan di Injil dalam wilayah kekaisaran Romawi. Bandingkan keamanan di Indonesia yang olehnya kita dapat hadir di kota mana saja di Indonesia dengan jaminan keamanan polisi, tentara, dst. Tantangan tetap ada, tetapi jaminan keamanan memberi peluang pekabaran Injil.
5. Agama Yahudi di perantauan sebagai pelindung agama Kristen: awal perkembangan Kristen dilihat sebagai sekte atau aliran, Yahudi, tetapi setelah gerakan pengikut Kristus semakin banyak maka terjadilah tekanan-tekanan dan penganiayaan-penganiayaan sampai pembedaan atau pemisahan orang Kristen dengan agama Yahudi pada tahun 70 Masehi.
6. Orang-orang yang takut akan Allah = orang kafir yang percaya kepada Allah dan suka berbakti di sinagoge, tetapi mereka tidak melaksanakan seluruh Hukum Taurat, dan belum bersunat (Kis. 13:16; 17:14, Kis. 10 dan 11). Kelompok ini dikemudian hari memberi kontribusi yang besar bagi jumlah anggota Gereja atau Kristen. Karena menjadi Kristen tidak harus sunat lahiriah, tetapi sunat batiniah. Mereka tertarik kepada Kristennya Rasul Paulus dari pada Petrus dkk.
7. Septuaginta: Terjemahan Taurat dalam PL dalam bahasa Yunani Koine untuk orang-orang Yahudi di Diaspora (perantauan): orang-orang Yahudi diaspora pada umumnya berbahasa Yunani Koine, sehingga mereka membutuhkan kitab suci dalam terjemahan Yunani Koine. Jadi Septuaginta menolong para pemberita Injil dalam dunia Hellenisme.
8. Filsafat: Plato, Stoa, Epikureanisme. Filsafat sering dipakai oleh bapak-bapak Gereja untuk menjelaskan iman Kristen kepada orang-orang cerdik pandai yang selalu menyerang iman Kristen dengan tuduhan-tuduhan yang tidak logis, salah satunya telah dilakukan oleh Agustinus dalam bukunya De Civitate Dey. Di sini, filsafat menjadi salah satu faktor pendukung dalam arti penggunaan filsafat untuk menerjemahkan konsep Kristen.

Facebook Comment