Bila
dalam definisi teologi diartikan berpikir tentang Allah dan karya-Nya, merenung
tentang Allah dan karya-Nya, ilmu tentang Allah dan karya-Nya maka jelaslah
dibutuhkan norma/sumber/metode. Sebab bila tidak ada norma/sumber/metode maka
setiap orang akan berbeda-beda dalam memikirkan tentang Allah dan karya-Nya.
Mereka yang memulai dengan akal semata akan mengatakan bahwa Allah itu tidak
ada (komunis), sebaliknya mereka yang memulai berpikir tentang Allah dan
karya-Nya hanya berdasarkan pikiran semata (baca filsafat/berpikir mendalam
dengan memakai metode berpikir ilmiah) akan menghasilkan teologi yang berbeda
dengan Alkitab (Allah dan karya-Nya yang dibicarakan oleh mereka yang hanya
berdasarkan pendekatan filsafat). Di sinilah pentingnya norma berteologi yaitu
Alkitab, sumber berteologi yaitu Alkitab, metode berteologi yaitu Alkitab.
Jadi,
berteologi sangat erat kaitannya dengan norma/sumber/metode. Hasil teologi
sangat ditentukan oleh norma/sumber/metode berteologi. Hal ini disebabkan
karena Teologi dalam definisinya yaitu berpikir, berbicara, perkataan, uraian,
ilmu tentang Allah. Bila manusia yang berteologi tidak mempunyai
norma/sumber/metode maka akan menghasilkan teologi yang tidak pasti. Dengan
demikian norma berteologi/sumber berteologi/metode berteologi orang Kristen
adalah Alkitab. Artinya orang Kristen dapat berpikir, merenung, berbicara,
berkata-kata, bercakap-cakap, menuturkan tentang Allah sejauh yang disaksikan
dalam Alkitab.
Misalnya
kita perhatikan metode berteologi Paul Tillich,
Metode berteologi yang dipakai Tillich adalah metode korelasi.
Keprihatinannya yang utama adalah bagaimana menyampaikan berita Alkitab kepada
situasi dunia kontemporer sekarang ini. Untuk menjawab ini maka
pertanyaan-pertanyaan manusia modern itu dihubungkan sedemikian rupa dengan
jawaban dari tradisi kristen, sedangkan jawaban-jawabannya ditentukan oleh
bahasa filsafat, sains, psikokologi dan seni modern. Ia yakin tentu ada kaitan
antara pikiran dan problema manusia dengan jawaban yang diberikan oleh
kepercayaan dalam agama. Untuk itu ia menolak jawaban yang supranaturalisme
dari fundamentalisme, dan juga menolak naturalisme dari liberalisme.
Jadi,
norma berteologi, sumber berteologi, metode berteologi adalah Alkitab. Filsafat
hanya membantu dalam berteologi berdasarkan Alkitab.