Berteologi secara sistematik tidak
dibasi pada era tertentu tetapi dinamis, berkembang dari waktu ke waktu.
Misalnya pada masa Reformasi Gereja. Kita mengenal ada Marthen Luther. Teologi
sistematika didasarkan pada Kristus sebagai pusat segala-galanya
(Kristosentris). Tokoh yang lain yaitu Zwingli. Ia menyatakan: suatu doktrin tidak
boleh berlawanan dengan akal, bagi Luther peranan akal dalam teologi
jauh lebih kurang.
Alkitab mempunyai wewenang
terakhir. (Lane, 2005:144-145). Kemudian Johanes
Calvin. Teologi sistematikanya dibangun berdasarkan penekanannya yaitu
teosentris. Karyanya yang terkenal yaitu “Institutio Agama Kristen”