"Meneliti dan Mempublikasi" adalah semangat STT Lukas Online. Artikel contoh skripsi STT Lukas Online dalam postingan ini melengakapi ruang baca di weblog STT Lukas Online. Selamat membaca.
BAB I
PENDAHLUAN
A. Masalah Penelitian
Narasi Suci, yaitu kitab
Kejadian 1:27 menegaskan bahwa “manusia dicipta oleh Allah segambar dan
serupa”. Teks lengkapnya demikian: “Maka
Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Narasi
ini secara internal merupakan inspirasi Allah yang berlangsung dalam diri Musa
kemudian disampaikan dalam bentuk tulisan. Isi kitab Kejadian, khususnya
Kejadian 1-2 yang menceritakan penciptaan langit dan bumi secara sistematis dan
sistemik diyakini umat Israel dan gereja sepanjang zaman sebagai Firman TUHAN.
Narasi Kejadian 1:27
menegaskan bahwa manusia dicipta segambar dan serupa dengan Allah. Hal yang
hendak ditegaskan disini yakni “pikiran” adalah pemberian TUHAN. Oleh karena
pikiran adalah pemberian TUHAN maka siapapun yang menggunakan pikiran dan
menghasilkan kebenaran (pikiran yang benar/mendalam/meluas) tentu diyakini
berasal dari TUHAN, walaupun pemikir tersebut tidak percaya kepada Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Jadi, point penting yang
hendak ditegaskan disini yakni “pikiran adalah pemberian Allah”, termasuk
pikiran para filsuf terkenal.
Dalam konteks berpikir,
sering orang percaya menganggap pemikiran para filsuf dapat menyesatkan. Sikap
demikian membuat orang percaya, termasuk mahasiswa teologi (sebagian orang),
menghindari pembahasan tentang pokok-pokok pemikiran para filsuf. Dalam kasus
ini diambil pemikiran Plato tentang idea-idea. Pemahaman tentang idea-idea oleh
Plato memang menyulitkan untuk dipahami. Akan tetapi bila orang dengan
keyakinan dan pemikiran yang terkontrol oleh iman dan lindungan kasih maka akan
menemukan pemahaman yang baik tentang apa yang disampaikan Plato tentang
idea-idea. Pemahaman tersebut dapat dikorelasikan dengan episteme Pendidik
Kristen di sekolah-sekolah formal maupun di gereja. Berdasarkan topik ini maka
variabel yang diteliti yakni: “Korelasi Pemikiran Plato Tentang Idea-idea
dalam Pendidikan Agama Kristen.”
B.
Identifikasi
Masalah
1.
Bagaimana korelasi Korelasi Pemikiran Plato Tentang
Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”
2. Bagaimana
pemahaman idea-idea Menurut Plato?
3. Bagaimana
pemahaman modern tentang idea-idea
4. Bagaimana
idea-idea yang subjectif dan objektif
5. Apakah
konsep idea-idea Plato dikorelasikan dengan Pendidikan Kristen?
C.
Ruang
Lingkup Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas nampak
bahwa ada banyak masalah yang perlu dicari jawaban melalui penelitian. Akan
tetapi hal itu tidak dapat diakomodir secara menyeluruh dalam penelitian
skripsi ini karena beberapa alasan, yakni keterbatasan daya, dana dan waktu,
maka penelitian ini perlu dibatasi. Batasan ini dapat dilihat dalam pembatasan
masalah.Bagaimana Korelasi
Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”?
D.
Pembatasan
Masalah
Demi
terarahnya penelitian ini maka penelitian ini dibatas pada bagaimana Bagaimana
korelasi Korelasi Pemikiran
Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”? Perumusan Masalah
Bagaimana
Bagaimana korelasi Korelasi
Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”?
E.
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini yakni hendak menjelaskan tentang Korelasi Pemikiran Plato Tentang
Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.?
F.
Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan dari penelitian yang
dilaksanakan ini adalah sebagai berikut:
1.
Secara Teoritis
a.
Melalui penelitian ini, peneliti makin
dapat mendalami bagaimana pentingnya Bagaimana korelasi Korelasi Pemikiran Plato Tentang
Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”.
Dengan demikian pengetahuan peneliti makin diperkaya.
b.
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang
meneliti berikutnya khususnya yang berhubungan dengan Bagaimana korelasi Korelasi Pemikiran Plato Tentang
Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”
c.
Sebagai sumbangsih bahan literature
kepustakaan diperpustakaan Sekolah Tinggi Teologi .....yang membahas tentang Bagaimana
korelasi Korelasi Pemikiran
Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”
2.
Secara Praktis
a)
Dengan menggumuli karya tulis ini,
peneliti dapat memahami mengenai Bagaimana korelasi Korelasi
Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.” Dengan
demikian, peneliti dapat belajar untuk mempraktekkannya ditengah-tengah
pelayanan dan masyarakat.
b)
Dari hasil penelitian ini, dapat
menolong para pembaca secara khusus mahasiswa Sekolah Tinggi Teologia .....untuk mendalami Bagaimana korelasi Korelasi Pemikiran Plato Tentang
Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”
BAB II
KAJIAN
TEORITIS-TEOLOGIS PEMIKIRAN FILSUF
A.
Filsafat tentang “Ide”
Berfilsafat berarti berpikir secara
radikal (sampai ke akar-akarnya) tentang realitas yang dipikirkan. Hasil dari
proses berpikir demikian menghasilkan “kebenaran” sehingga filsafat selalu
berhubungan dengan cinta hikmat atau kebijaksanaan. Salah satu realitas yang
dipikirkan secara filosofis oleh Plato adalah “ide-ide”. Jadi, ide-ide
merupakan inti dasar seluruh proses berpikir secara mendalam atau filsafat
Plato. Ide yang dimaksud Plato tentunya berbeda dengan pengertian masa kini
tentang ide. Dalam dunia kontemporer atau dunia masa kini, sebagian orang
(penganut disiplin ilmu di luar bidang filsafat) mengartikan ide sebagai sebuah
gagasan atau respon yang hanya ada dalam pikiran semata. Menurut wikipedia
“Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di
dalam pemikiran saja.” Oleh karena itu ide dianggap terlampau bersifat
subjektif. Namun ide menurut Plato adalah sesuatu yang bersifat objektif. Tentu
yang objektif lahir dari sebuah konsep yang merupakan abstraksi tentang sesuatu
yang ril. Ada ide-ide yang terlepas dari orang yang berpikir atau oleh “subjek
yang berpikir”. Jadi, apa itu ide menurut Plato? Apakah pengertiannya tentang
ide itu sama dengan ide yang dipahami dalam definisi kamus, definisi konseptual
oleh para peneliti di kampus seperti penelitian mahasiswa sarjana sampai
doktor? Ini menimbulkan masalah sehingga perlu dicari jalan keluar sebagai
sebuah jawaban.
B. Deskripsi Ide Menurut Plato
Mencari pengertian ide-ide yang
persis sama dengan maksud Plato bisa terwujud tetapi juga belum secara maksimal
terwujud. Hal ini karena pemahaman orang-orang yang mengdakan pembahasan
teoritis tentang Maksud Plato tentang ide dikumpulkan dari riset terhadap
literatur-literatur sumber pertama dan sumber-sumber sekunder (tambahan). Dalam
pembahasan ini, penulis membangun epistemologi ide menurut Plato dari
sumber-sumber sekunder. Alangkah unggulnya jika menggunakan sumber pertama.
Namun karena berbagai keterbatasan maka paparan tentang ide menurut Plato
terpaksa dilakukan melalui sumber-sumber sekunder yang bertebaran di internet.
Dalam wikipedia
diperoleh informasi bahwa menurut Plato “idea tidak diciptakan oleh pemikiran
manusia. Dengan demikian idea tidak tergantung pada pemikiran manusia,
melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea. Idea juga dipahami sebagai
citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah.
Ide demikian sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran sang pemikir
(manusia yang berpikir). Selanjutnya idea-idea ini saling berkaitan satu dengan
yang lainnya.
Untuk memahami secara
baik apa yang dimaksud Plato tentang ide, wikipedia membuat sebuah contoh:
“idea
tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari idea dua, idea dua itu
sendiri tidak dapat terpisah dengan idea genap. Namun, pada akhirnya terdapat
puncak yang paling tinggi di antara hubungan idea-idea tersebut. Puncak inilah
yang disebut idea yang “indah”. Idea ini melampaui segala idea yang ada.”
(wikipedia.org/wiki/Plato, diakses 23 Mei 2017)
Berdasarkan contoh di
atas, ide tidak lain adalah “sesuatu yang tetap kekal tidak berubah” Ide adalah
sesuatu yang tetap kekal tidak berubah itu adalah ide atau “sesuatu yang tetap
kekal tidak berubah itu adalah ide.”
Idea-idea dalam gagasan
Plato, tidak lain yakni ide sebagai sesuatu yang memimpin pemikiran manusia.
Dengan demikian Ide bukanlah hasil pemikiran subjektif, melainkan ide itu
objektif. Ide lepas dari subjek yang berpikir. Dalam hal ini harus disadari bahwa
meskipun setiap orang yang berpikir berbeda dengan orang yang lain, anak
kembarpun tidak persis sama. Namun subjek berpikir itu adalah manusia. Inilah
idenya yang tak berubah itu. Jadi dapat dikatakan bahwa adanya suatu pengamatan
dan pengungkapan oleh subjek berpikir yang serba bervariasi dan berubah itu
merupakan pengungkapan atas ide yang tidak berubah. Ini jelas, subjek berpikir
dapat mengamati satu benda yang sama tetapi masing-masing subjek berpikir itu
mempunyai pendapat lain. Lalu dunia ide, yang merupakan dunia tanpa perubahan,
tanpa kejamakan dalam artian bahwa (yang baik hanya satu, yang adil hanya satu,
dan sebagainya) dan bersifat kekal. Ide-ide di dunia hadir dalam benda yang
kongkrit, ide manusia ada pada tiap manusia, ide kucing ada pada tiap kucing.
Benda-benda tersebut juga mengambil peran dan berpartisipasi dengan ide-idenya.
Misalnya ada kucing sakti, kucing kampung, kucing peliharaan. Dalam contoh
tersebut terdapat ide kucing, ide sakit, ide kampung, ide peliharaan. Ide
tersebut berfungsi sebagai contoh benda-benda yang diamati oleh setiap orang di
dunia ini (Hadiwijono, 2005:41).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi
penelitian merupakan keseluruhan prosedur yang dipakai dalam penelitian
sebagaimana yang akan dikemukakan dalam Bab III. Oleh karena itu Bab III
disebut Bab Metodologi. Disebut bab Metodologi karena dalam bab ini akan
dikemukakan tahapan proses penelitian, seperti: tempat penelitian, waktu
penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik analisa data
dstnya. Dalam dalam penelitian ini hanya
beberapa prosedur yang dikemukakan.
A.
Metode Penelitian
Penelitian Ilmiah selalu
menggunakan metode ilmiah. Artinya metode yang dipakai dalam penelitian adalah
metode yang telah dipakai dalam dunia penelitian. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif non empiris, yaitu penelitian yang
bersifat kajian teoritik (penelitian pustaka). Memang tidak ada penelitian yang
tidak menggunakan kajian teoritik atau penelitian pustkan. Hanya saja dalam
contoh ini, penulis tidak mengadakan penelitian lapangan. Hanya berada di depan
komputer dan surving di internet untuk mendapatkan informasi tentang variabel
yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif selalu ada penelitian teoritik dan
empiris, atau penelitian yang didasarkan pada kebenaran rasional (kajian
pustaka) dan penelitian lapangan. Penelitian Kualitatif tipe ini disebut dengan
penelitian kualitatif dengan penelitian lapangan.
B.
Analisa Data
Analisa Data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis data bersifat deskriptif.
Selain itu dipakai analisis teologis berkait dengan beberapa teks suci yaitu
ayat-ayat Alkitab yang dipakai dalam penelitian ini. Analisis teologis atas
teks tetap memperhatikan hasil eksegesis (Yun = menggali arti) untuk
menafsirkan kitab suci dalam konteks aslinya (Gerald O’Colline dan Edward G.
Farrugia, 1996:66) yang dapat dipakai untuk kepentingan kajian judul skripsi.
BAB IV dan V (tidak
diposting)
Baca juga:
1. untuk model penelitian kualitatif
yang mengadakan penelitian lapangan silakan kunjungi: Contoh Bab III penelitian
kualitatif