Contoh Bab IV dari Disertasi Yonas Muanley (Milik pribadi yang belum dipublikasikan secara online, baru dipublikasikan melalui weblog STT Lukas Online). Tujuan dari publikasi ini yaitu memberi masukan kepada para peneliti di Sekolah Tinggi Teologi untuk Bidang Pendidikan AGama Kristen yang sedang mencari bentuk penelitian Kualitatif dengan mengadakan penelitian lapangan.
Bentuk penelitian kualitatif yang dipakai Yonas Muanley adalah studi mandiri atas sejumlah teori penelitian kualitatif yang dipakai untuk mewujudkan bentuk Bab IV dari penelitian kualitatif yang dipakai Yonas Muanley. Mungkin ini merupakan salah satu bentuk penelitian kualitatif yang dipakai Yonas Muanley dalam konteks Sekolah Teologi, khususnya konsentrasi Pendidikan Kristen di Indonesia. Kebanyakan yang dipakai di Sekolah Tinggi Teologi sejak tahun 2005 adalah penelitian kualitatif yang dikuantitatifkan dengan analisis data memakai olah data secara statistik. Namun dalam penelitian kualitatif yang dilakukan Yonas Muanley tetap menggunakan pendekatan kualitatif (latar natural dari tempat penelitian).
Berikut contoh Bab IV dari Analisa Data secara kualitatif atau Contoh Bab IV. Namun perlu diingat bahwa contoh ini bukan merupakan satu-satunya model yang dipakai, masih ada model yang lain. Silakan mengadakan studi mandiri kemudian dipakai dalam penelitian mandiri atau penelitian mahasiswa.
Saya sangat senang karena hasil penelitian yang saya kemukakan dalam bab IV merupakan bentuk studi mandiri yang saya lakukan beberapa tahun kemudian saya menemukan model Bab III dan IV penelitian kualitatif yang mengadakan penelitian lapangan (penelitian yang punya landasan mendarat, bukan penelitian yang berlangsung di awan-awan tanpa tahu kapan mendarat. Itulah penelitian pustka tanpa penelitian lapangan). Silakan lihat Bab III penelitian Kualitatif: klik disni, kemudian teruskan ke Bab IV penelitian kualitatif berikut ini.
Bentuk penelitian kualitatif yang dipakai Yonas Muanley adalah studi mandiri atas sejumlah teori penelitian kualitatif yang dipakai untuk mewujudkan bentuk Bab IV dari penelitian kualitatif yang dipakai Yonas Muanley. Mungkin ini merupakan salah satu bentuk penelitian kualitatif yang dipakai Yonas Muanley dalam konteks Sekolah Teologi, khususnya konsentrasi Pendidikan Kristen di Indonesia. Kebanyakan yang dipakai di Sekolah Tinggi Teologi sejak tahun 2005 adalah penelitian kualitatif yang dikuantitatifkan dengan analisis data memakai olah data secara statistik. Namun dalam penelitian kualitatif yang dilakukan Yonas Muanley tetap menggunakan pendekatan kualitatif (latar natural dari tempat penelitian).
Berikut contoh Bab IV dari Analisa Data secara kualitatif atau Contoh Bab IV. Namun perlu diingat bahwa contoh ini bukan merupakan satu-satunya model yang dipakai, masih ada model yang lain. Silakan mengadakan studi mandiri kemudian dipakai dalam penelitian mandiri atau penelitian mahasiswa.
Saya sangat senang karena hasil penelitian yang saya kemukakan dalam bab IV merupakan bentuk studi mandiri yang saya lakukan beberapa tahun kemudian saya menemukan model Bab III dan IV penelitian kualitatif yang mengadakan penelitian lapangan (penelitian yang punya landasan mendarat, bukan penelitian yang berlangsung di awan-awan tanpa tahu kapan mendarat. Itulah penelitian pustka tanpa penelitian lapangan). Silakan lihat Bab III penelitian Kualitatif: klik disni, kemudian teruskan ke Bab IV penelitian kualitatif berikut ini.
BAB IV
PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab IV disetasi ini dikembangkan dalam dua pembahasan, yaitu gambaran umum objek penelitian dan temuan penelitian. Kedua pokok itu dilakukan sebagai berikut.
A. Gambaran
umum Objek Penelitian
Penelitian
pada prinsipnya memiliki objek penelitian, objek penelitian dalam penelitian
mahasiswa (disertasi) ini yaitu peserta didik dan pendidik yang melakukan
kegiatan proses pembelajaran di Sekolah Tinggi Teologi. Beberapa STT yang
dipilih yaitu STT IKSM Santosa Asih, STT Rahmat Emmanuel, STT Arrabona dan STT
Paulus.
STT
IKSM Santosa Asih terletak di Condet Jakarta Timur (Depan Las DKI Jakarta
Timur). STT Rahmat Emmanuel berada di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sedangkan
STT Arrabona berada di wilayah Cilengsi, wilayah Bogor Propinsi Jawa Barat.
Sedangkan STT Paulus terletak di Desa Mukti Jaya, Cigelam Bekasi, Jawa Barat.
Mahasiswa
yang berada di empat STT di atas berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Memiliki karakter dan budaya yang berbeda pula. Fasilitas yang dimiliki sekolah
pun berbeda-beda, ada yang memiliki kampus tersendiri, dan ada pula yang
menyewa tempat perkuliahan.
Fasilitas
belajar, seperti papan tulis dinilai memilki kelayakan, alat-alat menulis
seperti spidol tersedia, media pembelajaran, khususnya LCD/Infocus terbatas
sehingga tidak semua dosen memakai LCD/infokus dalam proses pembelajaran atas
mata kuliah yang diasuh dosen.
Waktu
belajar, ada yang pada pagi hari yaitu mulai pukul 08.00 – 12.00, ada pula
kuliah siang yaitu pukul 13.30 – 15.20 untuk mata kuliah yang berbobot 2 sks.
Ada pula yang melaksanakan kuliah pada sore hari sampai malam yaitu mulai pukul
16.00 – 21.00.
B. Temuan
Penelitian
Penelitian apapun selalu memiliki ontology (hakikat
realitas yang diteliti), dan epistemology (membangun pengetahuan yang sesuai
dengan hakekat realititas yang diteliti), dan aksioligi (kemanfaatan hasil
penelitian). Dalam penelitian ini hakekat salah satu dari sekian banyak
realitas (ada) yang diteliti oleh penulis adalah pembelajaran (peserta didik
dan pendidik), pengetahuan yang hendak
dibangun adalah efektivitas proses pembelajaran atau tercapainya tujuan
pembelajaran yaitu perubahan pada peserta didik yang meliputi domein kognitif,
afektif dan psikomotorik. Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka dalam kajian
teori telah ditemukan teori efektivitas proses pembelajaran, yang selanjutnya
ditetapkan dalam penelitian ini menjadi landasan dalam meneliti efektivitas
proses pemelajaran dengan beberapa variable bebas yang mempengaruhi efektivitas
tersebut. Teori efektivitas proses pembelajaran yang dimaksud yaitu menurut
Wina Sanjaya (2011:59), efektivitas pembelajaran teriri atas: tujuan,
isi/materi, metode, media, evaluasi.
Dalam konteks epistemology penelitian variable
efektivitas sebagaimana yang dimaksud di atas (menurut teori Wina sanjaya),
apakah pengetahuan ini benar, yakni efektivitas proses pembelajaran dapat
terjadi dalam diri peserta didik bila dosen telah merumuskan tujuan
pembelajaran, dan berusaha memakai proses-proses seperti: memilih materi yang
cocok dengan tujuan yang hendak dicapai, menggunakan strategi dan metode
sehingga tujuan pembelajaran tercapai, selain itu untuk mencapai efektivitas
proses pembelajaran maka penggunaan media menjadi hal yang penting, dan untuk
mengetahui bahwa tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai maka digunakan
evaluasi atau penilaian.
Secara epistemology dapat dikatakan bahwa
pengetahuan yang benar adalah persesuaian antara pengetahuan dengan realitas
(validitas). Pengetahuan yang benar adalah sesuai dengan kenyataan yaitu objek
yang diteliti. Dalam konteks pemahaman demikian maka disebar instrument kepada
objek penelitian yaitu para mahasiswa di STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT
Arrabona, STT Rahmat Emmanuel. Artinya apakah yang dikatakan dalam teori
efektivitas proses pembelajaran yaitu bahwa untuk terjadinya belajar yang
efektif dalam diri peserta didik maka unsure-unsur yang harus ada dan dikelola
secara baik yaitu (1) merumuskan tujuan mata kuliah, (2) memilih materi, (3)
memakai metode, (4) memakai media, (5) mengadakan evaluasi untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran. Benarkan demikian pada peserta didik
(mahasiswa) di STT?
Untuk maksud inilah disebarkan angket kepada
mahasiswa di STT IKSM Santosa Asih, STT Arrabona, STT Rahmat Emanuel sebagai
dasar empiris (kenyataan), kenyataan lapangan yaitu pada objek yang diteliti.
Di sini penulis menggunakan kebenaran teori dan kebenaran empiris (fakta lapangan)
yaitu apakah para mahasiswa mengalami perubahan belajar dalam diri mereka atas
setiap mata kuliah karena menemukan dosen di STT yang memulai kuliah dengan
perumusan tujuan yang jelas dan dikomunikasikan kepada mahasiswa, apakah benar
bila dosen memakai materi kuliah yang baik maka akan tercapai tujuan
pembelajaran, apakah benar jika dosen memakai media dalam proses pembelajaran
maka peserta didik akan mengalami perubahan (kognitif, afektif dan
psikomotorik), apakah benar teori yang menyatakan untuk mengetahui efektivitas
pembelajaran maka diperlukan evaluasi atau penilaian.? Semuanya ini akan
dibuktikan berdasarkan penelitian lapangan dengan cara menyebarkan angket dan
dianalisis secara kualitatif.
Pemahaman yang sama juga dihubungkan pada variable-variabel
bebas yang mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran di STT IKSM Santosa
Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat Emmanuel. Artinya, apakah kompetensi
paedagogik dalam hal merumuskan standar kompetensi, kompetensi dasar serta
indicator-indikator mempunyai pengaruh terhadap efektivitas proses pembelajaran
di STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat Emmanuel (fakta
empiris/penelitian lapangan), apakah motovasi berprestasi dosen mempengaruhi
efektivitas proses pembelajaran?, apakah itegrasi pendidikan karakteristik
unggul berdasarkan didaktik Yesus mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran
yaitu terjadi perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik
(mahasiswa) di STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat
Emmanuel? Apakah pemanfaatan weblog (blog) yang gratis seperti wordpress dan
blogspot mempengaruhi mahasiswa di STT dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan?
Berdasarkan maksud yang demikian (yang telah
dipaparkan di atas), maka temuan-temuan dalam penelitian disertasi ini
difokuskan kepada masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian, yaitu:
(1) Bagaimana
efektivitas proses pembelajaran di STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT
Arrabona, STT Rahmat Emmanuel?
(2) Bagaimana
pengaruh kompetensi paedagogis dosen terhadap efektivitas proses pembelajaran
di STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat Emmanuel?
(3) Bagaimana
pengaruh motivasi berprestasi dosen terhadap efektivitas proses pembelajaran di
STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat Emmanuel?
(4) Bagaimana
pendidikan karakteristik unggul berdasarkan didaktik Yesus
terhadap
efektivitas proses pembelajaran di STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT
Arrabona, STT Rahmat Emmanuel?
(5) Bagaimana
pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran terhadap efektivitas proses
pembelajaran di STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat
Emmanuel?
(6) Bagaimana
pengaruh kompetensi paedagogis dosen, motivasi berprestasi dosen, pendidikan
karakteristik unggul berdasarkan didaktik Yesus, pemanfaatan blog sebagai media
pembelajaran secara sendiri-sendiri dan bersama-sama berpengaruh terhadap
efektivitas proses pembelajaran di STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT
Arrabona, STT Rahmat Emmanuel?
1. Efektivitas
proses pembelajaran di STT IKSM SA, STTP, STTA, STTRE
Temuan data pada variable efektivitas proses
pembelajaran di STT IKSM SA, STTP, STTA, STTRE dapat diperoleh berdasarkan
hasil sebaran angket kepada mahasiswa yang dipaparkan sebagai berikut:
Sebelum memaparkan hasil angket maka pedoman angket
ini adalah bertolak dari definisi konseptual dan operasional dari variable Y
yaitu efektivitas proses pembelajaran adalah penilaian mahasiswa terhadap
efektivitas tercapainya tujuan pembelajaran yang mereka alami pada waktu
mengikuti kuliah untuk setiap mata kuliah yang dilaksanakan di STT IKSM SA, STT
Rahmat Emmanuel, STT Paulus, STT Arrabona (variable terika/ Y). Ini berarti apa
yang ada dalam angket adalah penilaian mahasiswa.
Alternatif penilaian:
4/1. SE = Sangat
efektif
3/2/ E = Efektif
2/3 KE = kurang efektif
1/4 TE = Tidak Efektif
INSTRUMEN (Y): Efektivitas proses
pembelajaran di STT IKSM SA, STTP, STTA, STTRE
No
|
Pernyataan
|
Jml responden yg memilih pernyataan
SE
|
Jml responden yg memilih pernyataan
E
|
Jml responden yg memilih pernyataan
KE
|
Jml responden yg memilih pernyataan
TE
|
1
|
Dosen pengasuh Mata kuliah
mencantumkan/menyebutkan/menyampaikan rumusan standar kompetensi atas mata
kuliah yang diasuh
|
42
|
20
|
3
|
-
|
2
|
Dosen pengasuh Mata kuliah tidak
mencantumkan/menyampaikan standar kompetensi yang hendak dicapai dalam mata
kuliah yang diasuhnya
|
7
|
11
|
26
|
21
|
3
|
Mata kuliah yang diasuh dosen memiliki
Beberapa Kompetensi dasar
|
25
|
32
|
7
|
1
|
4
|
Setiap Kompetensi Dasar memiliki
beberapa indicator
|
25
|
37
|
1
|
2
|
5
|
Dosen mata kuliah memiliki kejelasan
akan tujuan dan usaha untuk mencapai tujuan tersebut
|
31
|
32
|
1
|
1
|
6
|
Dosen melakukan proses belajar yang
bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik
|
41
|
23
|
1
|
-
|
7
|
Dosen memakai prosedur pembelajaran
yang tepat
|
28
|
29
|
6
|
2
|
8
|
Dosen mampu mengelola suatu situasi
pembelajaran
|
25
|
34
|
6
|
-
|
9
|
Dosen mata kuliah mampu melakukan
proses pembelajaran bersistem
|
29
|
34
|
2
|
-
|
10
|
Dosen mata kuliah sensitive terhadap
kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan pembelajar
|
12
|
20
|
22
|
11
|
11
|
Dosen mata kuliah merekonstruksi
pengetahuan baru yang bertolak dari kemampuan peserta didik
|
18
|
25
|
11
|
11
|
12
|
Dosen mata kuliah berusaha untuk
pembelajaran yang bermanfaat melalui pemakaian prosedur yang benar
|
12
|
50
|
3
|
-
|
13
|
Dosen mata kuliah melakukakan
pembelajaran yang berkriteria daya tarik atau daya guna
|
20
|
33
|
9
|
-
|
14
|
Dosen mata kuliah mengorganisasi
kuliah dengan baik melalui perumusan tujuan yang baik
|
31
|
27
|
4
|
1
|
15
|
Dosen mata kuliah mengorganisasi
kuliah dengan baik melalui pemilihan materi yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran
|
32
|
27
|
2
|
2
|
16
|
Dosen mata kuliah memilih materi yang
relevan dengan kompetensi yang akan dicapai
|
25
|
32
|
5
|
2
|
17
|
Dosen mata kuliah memilih materi
kuliah yang sesuai dengan perubahan kognitif
|
16
|
33
|
11
|
5
|
18
|
Dosen mata kuliah memilih materi
kuliah sesuai dengan perubahan afektif
|
15
|
37
|
11
|
11
|
19
|
Dosen mata kuliah memilih materi
kuliah sesuai dengan perubahan psikomotorik
|
14
|
32
|
16
|
3
|
20
|
Dosen mata kuliah memilih materi yang
mutahir/yang terkini
|
5
|
22
|
25
|
12
|
21
|
Dosen mata kuliah memilih materi
kuliah sesuai dengan kompetensi/perubahan yang diinginkan terjadi dalam diri
peserta didik
|
16
|
23
|
11
|
2
|
22
|
Dosen mata kuliah menyajikan bahan
kuliah di dalam cara yang teratur
|
27
|
27
|
9
|
1
|
23
|
Dosen mata kuliah menyebutkan strategi
yang akan dipakai dalam proses pembelajaran
|
22
|
24
|
16
|
3
|
24
|
Dosen mata kuliah merinci strategi
pembelajaran yang akan dipakai dalam proses pembelajaran atas mata kuliah
yang diasuhnya
|
20
|
23
|
16
|
3
|
25
|
Dosen mata kuliah mempersiapkan diri
untuk kelasnya
|
34
|
26
|
11
|
1
|
26
|
Dosen mata kuliah menjelaskan pokok
yang akan dipelajari
|
40
|
18
|
3
|
4
|
27
|
Dosen mata kuliah mengusahakan proses
kuliah secara baik sehingga dapat memungkinkan diikuti oleh mahasiswa secara
baik
|
33
|
28
|
3
|
1
|
28
|
Dosen mata kuliah memakai strategi
kognitif dalam menyajikan bahan kuliah
|
4
|
35
|
14
|
4
|
29
|
Dosen mata kuliah memakai strategi
afektif dalam menyampaikan bahan kuliah
|
19
|
34
|
11
|
-
|
30
|
Dosen mata kuliah berkomunikasi secara
efektif di kelas
|
33
|
24
|
5
|
2
|
31
|
Dosen mata kuliah memakai strategi dan
metode (komunikasi secara efektif)
|
23
|
34
|
7
|
1
|
32
|
Dosen mata kuliah memakai ragam metode
pembelajaran
|
21
|
31
|
10
|
2
|
33
|
Dosen mata kuliah memakai metode yang
cocok untuk perubahan pada ranah kognitif mulai dari tingkat pengetahuan
sampai sampai penilaian
|
14
|
14
|
14
|
2
|
34
|
Dosen mata kuliah memakai metode yang
cocok untuk perubahan pada ranah afektif dari tingkat menerima sampai
menghayati
|
34
|
14
|
14
|
2
|
35
|
Dosen mata kuliah memakai metode yang
cocok untuk perubahan psikomotorik dari tingkat peniruan sampai pengalamiahan
atau naturalisasi
|
15
|
28
|
18
|
3
|
36
|
Dosen mata kuliah memakai media untuk
menarik perhatian mahasiswa mengikuti kuliah
|
24
|
18
|
16
|
1
|
37
|
Dosen mata kuliah membuat media
sendiri untuk mata kuliahnya
|
21
|
23
|
15
|
5
|
38
|
Dosen mata kuliah memakai media
LCD/Infocus
|
21
|
30
|
12
|
2
|
39
|
Dosen mata kuliah menyajikan mata
kuliah secara jelas
|
16
|
34
|
15
|
-
|
40
|
Dosen mata kuliah memiliki kelancaran
berbicara di kelas
|
32
|
27
|
6
|
-
|
41
|
Dosen mata kuliah mampu
menginterpretasi gagasan-gagasan abstrak dengan contoh-contoh yang jelas
|
27
|
27
|
6
|
3
|
42
|
Dosen mata kuliah memiliki kemampuan
wicara dengan nada yang jelas didengar mahasiswa
|
38
|
22
|
4
|
1
|
43
|
Dosen mata kuliah memiliki kemapuan
intonasi suara
|
33
|
24
|
5
|
2
|
44
|
Dosen mata kuliah mampu menunjukkan
ekspresi yang bersahabat dengan mahasiswa
|
39
|
21
|
4
|
1
|
45
|
Dosen mata kuliah mampu menulis
Kontrak pembelajaran, silabus, RPP yang jelas dan mudah dipahami
|
35
|
23
|
5
|
2
|
46
|
Dosen mata kuliah memiliki penguasaan
dan antusiasme dalam mata kuliah yang diasuhnya
|
30
|
28
|
3
|
4
|
47
|
Dosen mata kuliah mampu menghubungkan
isi kuliahnya dengan apa yang telah diketahui mahasiswa
|
20
|
35
|
8
|
1
|
48
|
Dosen mata kuliah mampu mengkaitkan
isi kuliah dengan perkembangan yang terbaru dalam disiplin keilmuannya
|
15
|
49
|
8
|
1
|
49
|
Dosen mata kuliah mengadakan
penelitian untuk mata kuliah yang diasuhnya
|
25
|
25
|
10
|
4
|
50
|
Dosen mata kuliah memiliki sikap
positif terhadap mahasiswa dengan jalan member bantuan jika mahasiswa
mengalami kesulitan dengan bahan kuliahnya
|
25
|
33
|
5
|
-
|
51
|
Dosen mata kuliah mendorong mahasiswa
untuk bertanya atau memberi pendapat
|
21
|
34
|
9
|
-
|
52
|
Dosen mata kuliah dapat dihubungi
mahasiswa di luar kelas
|
21
|
34
|
9
|
5
|
53
|
Dosen mata kuliah peduli terhadap apa
yang dipelajari mahasiswa
|
34
|
19
|
9
|
2
|
54
|
Dosen mata kuliah sejak awal kuliah
memberi informasi kepada tentang system penilaian yang meliputi kehadiran,
tugas terstruktur (Paper, makalah, risensi dll)
|
42
|
19
|
1
|
-
|
55
|
Dosen mata kuliah member tugas sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai
|
35
|
29
|
1
|
-
|
56
|
Dosen mata kuliah memberi bobot yang
jelas atas setiap pokok-pokok penilaian
|
36
|
24
|
3
|
1
|
57
|
Dosen mata kuliah memberi soal UTS
sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai (soal berdasarkan silabus)
|
28
|
37
|
-
|
-
|
58
|
Dosen mata kuliah member soal UAS yang
sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai
|
34
|
29
|
2
|
-
|
59
|
Dosen mata kuliah membuat soal ujian
berdasarkan indicator dari setiap kompetensi dasar yang telah dijelaskan
|
30
|
21
|
2
|
-
|
60
|
Dosen mata kuliah membuat soal sesuai
dengan bobot prosesntasi yang telah dikemukakan pada pertemuan awal (sesuai
silabus)
|
27
|
27
|
7
|
1
|
61
|
Dosen mata kuliah memiliki system
penilaian yang telah disepakati (kontrak) dengan mahasiswa
|
22
|
31
|
11
|
-
|
62
|
Dosen mata kuliah tidak memiliki
system penilaian yang dikomunikasikan kepada mahasiswa
|
11
|
21
|
10
|
32
|
63
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
kognitif yaitu pengetahuan
|
14
|
28
|
10
|
1
|
64
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
kognitif yaitu pemahaman
|
18
|
34
|
9
|
-
|
65
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
kognitif yaitu penerapan
|
14
|
42
|
6
|
1
|
66
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
kognitif yaitu analisis
|
19
|
32
|
10
|
2
|
67
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
kognitif yaitu sintesis
|
16
|
31
|
15
|
-
|
68
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
kognitif yaitu penilaian
|
29
|
29
|
5
|
-
|
69
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
afektif yaitu menerima
|
24
|
25
|
4
|
1
|
70
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
afektif yaitu menanggapi
|
15
|
40
|
7
|
1
|
71
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
afektif yaitu menilai/menghargai
|
13
|
42
|
6
|
1
|
72
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
afektif yaitu mengeloal atau mengatur diri
|
8
|
34
|
21
|
-
|
73
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
afektif yaitu menghayati
|
8
|
34
|
21
|
-
|
74
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
psikomotorik yaitu peniruan
|
26
|
26
|
9
|
2
|
75
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
psikomotorik yaitu penggunaan
|
25
|
19
|
9
|
2
|
76
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
psikomotorik yaitu artikulasi/perangkaian
|
21
|
26
|
8
|
11
|
77
|
Dosen mata kuliah mengevaluasi
perubahan pada peserta didik dengan soal-soal yang berhubungan dengan ranah
psikomotorik yaitu
pengalamiahan/naturalisasi
|
24
|
28
|
11
|
2
|
Berdasarkan
table data Y di atas dapat dianalisis butir-perbutir pernyataan berkenaan
dengan efektivitas proses pembelajaran di STT IKSM SA, STTP, STTA, STTRE
sebagai berikut.
Berdasarkan
jawaban responden dalam table di atas, penulis memilih jawaban-jawaban yang
berkait dengan lima komponen efektivitas, yaitu: tujuan, materi, metode, media,
dan evaluasi.
Efektivitas proses pembelajaran yang berkenaan
dengan Tujuan
Pernyataan no. 1- 5
Jawaban atas pernyataan
1. 65 responden memberi jawaban yang
berbeda atas pernyataan 1, 42 responden memilih SE (sangat efektif), 20
responden memilih E (efektif), 3 responden memilih KE (kurang efektif). Data
ini menunjukkan bahwa tercapainya efektivitas proses pembelajaran disebabkan
karena dosen pengasuh mata kuliah merumuskan/menyebutkan/menyampaikan standar
kompetensi (tujuan mata kuliah) atas mata kuliah yang diasuhnya. 42 responden
memilih sangat efektif bila dosen merumuskan standar kemampuan yang hendak
dicapai. Jadi dapat disimpulkan bahwa rumusan tujuan yang jelas akan
mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dalam diri peserta didik. Tujuan
pembelajaran menjadi arah bagi peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar,
hal ini dibuktikan dengan sebaran angket terhadap 65 orang mahasiswa di STT,
dan 42 menjawab “sangat efektif”.
Sementara pilihan efektif hanya 20 responden, 3 responden menyatakan kurang
setuju.
Selanjutnya
kisaran jawaban responden terhadap pentingnya perumusan tujuan pembelajaran
sebagaimana yang terwakili dalam pernyataan 1-5, pilihan responden adalah 25 –
37 responden memilih alternative jawaban pada area sangat efektif dan efektif
bila dosen merumuskan tujuan pembelajaran dan menyampaikannya kepada mahasiswa.
Jawaban atas
pernyataan no. 2. Berdasarkan instrument
yang disebar oleh penulis kepada 65 responden mahasiswa di STT, ditemukan bahwa
dosen pengasuh mata kuliah yang tidak mencantumkan/menyebutkan/menyampaikan
tujuan mata kuliah (standar kompetensi) yang hendak dicapai mahasiswa, maka
jawaban menunjukkan 7 responden memilih SE (sangat efektif), 11 responden
memilih 11 E (efektif), 26 responden memilih kurang efektif, dan 21 responden
memilih tidak efektif. Artinya bila dosen tidak mencantumkan tujuan mata kuliah
atas mata kuliahnya dan menyampaikan kepada mahasiswa, atau tidak dicantumkan
dalam silabus maka pengaruhnya adalah kurang efektif proses pembelajaran, hal
ini Nampak dari 26 respon mahasiswa di STT yang memilih alternative pernyataan
kurang efektif (KE) dalam instrument yang disebar. Dengan demikian patut
dipertegas disini bahwa bila dosen tidak merumuskan tujuan secara jelas maka
kurang efektif menolong mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran. Perumusan
tujuan pembelajaran yang baik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
efektivitas proses pembelajaran di STT.
Efektivitas proses pembelajaran yang berhubungan
dengan materi kuliah
Pernyataan
dalam angket yang berhubungan dengan materi adalah pernyataan no. 16 – 21. Dari
65 responden, 25 responden memilih sangat efektif (SE), 32 responden memilih
efektif (E), 5 responden memilih kurang efektif (KE), dan 2 responden memilih
tidak efektif (TE) atas pernyataan dosen mata kuliah memilih materi kuliah
sesuai dengan tujuan (kompetensi) yang akan dicapai. Artinya mahasiswa di STT
menyatakan bahwa pemilihan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
(kemampuan yang hendak diwujudkan) menolong mereka yaitu 25 menyatakan sangat
efektif menolong mereka mencapai tujuan pembelajaran, 32 mahasiswa menyatakan
efektif menolong mereka mencapai tujuan pembelajaran.
Kemampuan
dosen memilih materi yang berhubungan dengan perubahan pada domein kognitif,
afektif, dan psikomotorik dalam table yaitu pada pernyataan no. 16 – 19, dengan
ragam pilihan yang berbeda, akan pernyataan no. 16 yaitu dosen mata kuliah
memilih materi kuliah yang relevan dengan kompetensi yang akan dicapai, 25
responden memilih sangat efektif, dan 32 memilih efektif. Ini berarti 25
responden menyatakan pemilihan materi kuliah yang sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai membuat mahasiswa sangat efektif dalam mencapai tujuan
pembelajaran, sedangkan 32 menyatakan pemilihan materi kuliah yang sesuai
kompetensi menyebabkan mereka efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu
perubahan yang terjadi dalam diri mereka. 5 orang memilih kurang efektif, dan 2
orang memilih tidak efektif. Akan kenyataan
ini dapat diduga bahwa 7 responden patut diwawancara, untuk mengetahui apa
alasan memilih pernyataan demikian. Bagian ini dalam penelitian kualitatif
disebut dengan pengujian validasi data dan realibilitas data. Uji kredibilitas
data dalam penelitian kualitatif dilakukan melalui
trianggulasi. Yang dimaksud dengan Triangulasi adalah pengecekkan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,
dan berbagai waktu.
Dalam kasus di atas, dapat diadakan triangulasi sebagai
berikut:
1. Triangulasi
sumber (Triangulasi dengan tiga sumber data)
Kasus responden diatas dapat dilakukan melalui tiga
triangulasi di atas, bila dipakai triangulasi teknik pengumpulan data maka 7
responden di atas mesti diwawancarai dan diobservasi karena teknik yang sudah
dipakai adalah kuesioner. Selain itu, kasus di atas (responden yang memilih
pernyataan no. 16) dapat dilakukan
dalam triangulasi waktu, kuesioner disebar
pada siang, jam-jam mahasiswa mempersiapkan diri untuk makan.
Metode
Pembelajaran.
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen
proses pembelajaran. Metode pembelajaran berkait erat dengan strategi
pembelajaran. Artinya strategi pembelajaran yang dipakai turut menentukan
metode seperti apa yang cocok dipakai ketika berasa di ruang kuliah atau dalam
proses pembelajaran.
Dalam kajian teori (bab II) ditemukan bahwa untuk
mencapai tujuan pembelajaran maka salah satu komponen yang patut diperhatikan
adalah metode pembelajaran. Penggunaan metode yang tepat mempengaruhi
tercapainya tujuan pembelajaran.
Berdasarkan sebaran angket kepada mahasiswa di STT
IKSM, STT Arrabona dan STT Rahmat Emmanuel yang telah direkap dalam table
variable pada pernyataan no. 28 – 35 menunjukkan bahwa dari 65 responden
(mahasiswa yang diteliti), 4 mahasiswa menilai penggunaan strategi itu sangat
efektif (SE) menolong mereka mencapai tujuan pembelajaran dari setiap mata yang
diasuh oleh dosen, 35 responden (mahasiswa dari 3 STT) memilih pernyataan
efektif. Artinya 35 responden ini menilai bahwa penggunaan strategi dan metode yang
tepat menolong mereka mencapai tujuan pembelajaran, 14 responden memilih kurang
efektif (KE), 14 responden ini menilai bahwa strategi dan metode yang dipakai
kurang efektif menolong mereka mencapai tujuan pembelajaran (standar
kompetensi, Kompetensi Dasar serta indicator) yang telah ditetapkan dosen, 4
responden menilai bahwa pemakai strategi dan metode tidak menolong mereka
mencapai tujuan pembelajaran. Keempat responden ini memang harus diwancarai
akan alasan mereka menilai demikian.
Pernyataan selanjutnya dari no 29 - 39 yang masih terkait dengan penggunaan
metode yang memungkinkan mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran. Angka-angka
(jumlah responde) yang memilih pernyataan Sangat Efektif dan Efektif berkisar
pada angka 14 – 35, jumlah responden yang memilih pernyataan ini dapat
ditafsirkan bahwa metode sangat menolong mereka dalam mencapai tujuan
pembelajaran, sedangkan jumlah responden yang memilih kurang efektif (KE) dan
tidak efektif (TE) berkisar pada 1- 5 responden. Jumlah yang tidak signifikan.
Berdasarkan bukti penilaian mahasiswa tersebut di
atas (terwakili dalam angket, dan dituangkan dalam tabulasi data, yaitu dalam
table variable Y menunjukkan angka yang cukup untuk menyimpulkan bahwa
pemakaian strategi dan metode dalam proses pembelajaran mempengaruhi
tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu perubahan pada domein kognitif, afektif
dan psikomotorik. Jadi, secara empiris ditemukan bahwa mahasiswa yang menilai
pengaruh metode terhadap tujuan belajar berada pada jumlah responden yang
memadai yang kisarannya tertingginya pada 34 dari 65 responden (mahasiswa yang
member penilaian).
Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan komponen ke-4 dari 5
komponen efektivitas (baca: tercapainya tujuan) proses pembelajaran di STT.
Banyak kegunaan dari menggunakan media dalam sebuah proses pembelajaran.
Kegunaan tersebut prosentasinya sangat besar sebagaimana yang ditemukan dalam
kajian teori.
Berdasarkan penelitian lapangan (sebarab angket) ke
65 responden dari STT IKSM SA, STTA, STTRE menunjukkan bahwa pernyataan no. 36
– 53 yang berkenaan dengan penggunaan media dan aspek-aspek terait dengan
proses pembelajaran ditemukan bahwa jumlah responden yang memilih pernyataan
Sangat Efektif dan Efektif berada pada jumlah 16 – 49 responden, sedangkan pada
pernyataan kurang efektif dan tidak efektif, pilihan responden berada pada
kisaran 1- 5 responden.
Jadi, dapat dikatakan bahwa ada pengaruh penggunaan
media terhadap tercapainya tujuan pembelajaran di STT. Bila setiap mata kuliah
yang diasuh dosen menggunakan media yang relevan dengan ranah kognitif, afektif
dan psikomorotik maka mahasiswa akan mengalami ketercapaian tujuan
pembelajaran. Ini sesuai dengan aspek empiris penelitian ini yaitu bahwa
mahasiswa di STT 16 - 49 yang memilih sangat efektif dan efektif ketika seorang
dosen menggunakan media dalam proses belajar. Dengan kata lain, responden yang
menjawab sangat efektif dan efektif mengakui bahwa penggunaan media mempunyai
pengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
Evaluasi
Evaluasi
adalah komponen yang terakhir dari 5 komponen proses pembelajaran. Evaluasi
bertujuan mengetahui sejauh mana mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran, dan
sejauh mana dosen berhasil mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Pernyataan
no. 54 – 77 berkait dengan evaluasi. Untuk pernyataan no. 54 yaitu dosen mata
kuliah sejak awal kuliah memberi informasi kepada mahasiswa tentang system
penilaian yang meliputi kehadiran dengan bobot skor yang jelas, tugas
terstruktur (paper, makalah, risensi dll). Akan pernyataan ini dari 65
responden, 42 responden/mahasiswa menilai Sangat Efektif (SE) menolong mereka
mencapai tujuan pembelajaran, 19 responden menilai efektif (E) menolong mereka
mencapai tujuan pembelajaran, 1 responden menilai kurang efektif menolongnya
mencapai tujuan pembelajaran. Pernyataan no. 55 yaitu dosen mata kuliah member
tugas sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, 35 responden menilai Sangat
Efektif (SE), 29 menilai Efektif (E) menolong mereka mencapai tujuan
pembelajaran, 1 responden menilai kurang efektif menolongnya mencapai tujuan
pembelajaran dari setiap mata kuliah. Untuk
UTS dan UAS (pernyataan no. 57 dan 58) soal yang diberi pada saat ujian sesuai
dengan kompetensi yang hendak dicapai (soal berdasarkan silabus), 28 reponden
menilai Sangat Efektif soal UTS menolong mereka membuktikan ketercapaian
tujuan, 37 responden menilai Efektif menolong mereka mencapai tujuan
pembelajaran. UAS, 34 responden memilih sangat efektif, dan 29 responden
menilai efektif, 2 responden menilai kurang efektif.
Singkatnya penilaian mahasiswa pada
aspek evaluasi sebagaimana yang terwakili dalam setiap pernyataan no. 54 – 77
berada pada angka responden yang baik untuk menyimpulkan bahwa evaluasi
menolong peserta didik untuk mengetahui sejauh mana tujuan telah tercapai. Rentang
pilihan Sangar efektif dan efektif berada pada 11 – 42. Angka 11 itu dihitung
dari jumlah terendah dari 11 responden yang menilai sangat efektif dari
evaluasi yang menolong mereka mencapai tujuan pembelajaran.
4. Motivasi
berprestasi dosen terhadap efektivitas proses pembelajaran di STT IKSM Santosa
Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat Emmanuel?
Temuan
data pada variable motivasi berprestasi dosen dengan efektivitas proses
pembelajaran di STT disesuaikan dengan definisi konseptual dan variable
kompetensi paedagogik yaitu kompetensi
paedagogik (x1) adalah penilaian mahasiswa terhadap kemampuan dosen
dalam menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
indicator-indikator ketercapai kompetensi dasar atas mata kuliah yang di asuh di
STT. Data penilaian mahasiswa di STT yang telah diperoleh melalui angket dapat
dipaparkan sebagai berikut.
Kompetensi Paedagogik (x1) adalah
penilaian mahasiswa terhadap kemampuan menyusun standar kompetensi dan
kompetensi dasar di STT.
Singkatan:
SE : Sangat Efektif
E : Efektif
KE : Kurang Efektif
TE : Tidak Efektif
No
|
Pernyataan
|
Jml responden yg memilih
SE
|
Jml responden yg memilih
E
|
Jml responden yg memilih
KE
|
Jml responden yg memilih
KE
|
1
|
Dosen
menyampaikan standar kompetensi mata kuliah yang hendak dicapai peserta didik
untuk satu semester pada pertemuan pertama perkuliahan
|
38
|
22
|
2
|
1
|
2
|
Dosen
menjelaskan secara baik standar kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa
pada satu semester
|
28
|
34
|
1
|
-
|
3
|
Dosen
tidak menyampaikan standar kompetensi yang akan dicapai mahasiswa
|
7
|
20
|
14
|
21
|
4
|
Dosen
merumuskan standar kompetensi secara jelas sehingga menolong mahasiswa untuk
mencapainya
|
28
|
32
|
3
|
-
|
5
|
Standar
kompetensi yang disusun dosen menggambarkan perubahan seperti apa yang
dikehendaki dosen untuk terjadi dalam diri peserta didik setelah mengikuti
mata kuliahnya.
|
19
|
35
|
8
|
1
|
6
|
Dosen
merumuskan standar kompetensi dengan memakai kata kerja operasional yang
berorientasi pada domein kognitif
|
15
|
35
|
12
|
1
|
7
|
Dosen
merumuskan standar kompetensi dengan memakai kata kerja operasional yang
berorientasi pada domein afektif
|
29
|
20
|
14
|
-
|
8
|
Dosen merumuskan standar kompetensi
dengan memakai kata kerja operasional yang berorientasi pada domein
psikomotorik
|
27
|
25
|
9
|
2
|
9
|
Dosen
merumuskan standar kompetensi dengan memakai kata kerja operasional yang
mewakili ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
|
26
|
21
|
13
|
3
|
10
|
Rumusan
standar kompetensi yang dirumuskan dosen menolong peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran
|
29
|
31
|
-
|
-
|
11
|
Dosen
mampu memilih kata kerja operasional yang relevan untuk standar kompetensi
|
27
|
30
|
-
|
1
|
12
|
Dosen
mampu membagi standar kompetensi dalam beberapa kompetensi dasar untuk satu semester
|
33
|
25
|
6
|
-
|
13
|
Dosen
memakai kata-kata operasional yang relevan untuk setiap kompetensi dasar
lebih
|
20
|
37
|
4
|
1
|
13
|
Rumusan
setiap kompetensi dasar hanya berorientasi pada perubahan domein kognitif
dalam diri peserta didik
|
33
|
24
|
5
|
1
|
14
|
Rumusan
setiap kompetensi dasar hanya berorientasi pada perubahan domein afektif
dalam diri peserta didik
|
12
|
24
|
5
|
1
|
15
|
Rumusan
setiap kompetensi dasar hanya berorientasi pada perubahan domein psikomotorik
dalam diri peserta didik
|
17
|
36
|
8
|
1
|
16
|
Rumusan
setiap kompetensi dasar berorientasi pada perubahan domein kognitif, afektif,
psikomotorik dalam diri peserta didik
|
12
|
41
|
8
|
1
|
17
|
Dosen
mampu membagi kompetensi dasar menjadi beberapa indikator
|
19
|
35
|
8
|
-
|
18
|
Dosen
mampu merumuskan indiaktor-indikator dari setiap kompetensi dasar dalam kata
kerja operasional yang relevan sehingga memudahkan peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran
|
23
|
35
|
4
|
-
|
19
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah kognitif mulai dari tingkat yang rendah
yaitu pengetahuan dengan memakai kata kerja operasional yang relevan
|
21
|
25
|
6
|
-
|
20
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah kognitif mulai dari tingkat yang tinggi
dari pemahaman yaitu penerapan dengan
memakai kata kerja operasional yang relevan
|
14
|
38
|
9
|
1
|
21
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah kognitif mulai dari tingkat yang tinggi
dari penerapan yaitu analisis dengan
memakai kata kerja operasional yang relevan
|
17
|
40
|
5
|
-
|
22
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah kognitif mulai dari tingkat yang tinggi
dari analisis ke sintesis dengan memakai kata kerja operasional yang relevan
|
27
|
32
|
9
|
-
|
23
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah kognitif mulai dari tingkat yang tinggi
dari sintesis ke tingkat yang lebih tinggi yaitu penilaian dengan memakai
kata kerja operasional yang relevan
|
31
|
18
|
13
|
-
|
24
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah afektif mulai dari tingkat menerima
dengan memakai kata kerja operasional yang relevan
|
28
|
22
|
12
|
-
|
25
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah afektif mulai dari tingkat menerima ke
menanggapi dengan memakai kata kerja operasional yang relevan
|
18
|
30
|
14
|
1
|
26
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah afektif mulai dari tingkat menangapi ke
menilai/menghargai dengan memakai kata kerja operasional yang relevan
|
17
|
34
|
10
|
1
|
27
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah afektif mulai dari tingkat
menilai/menghargai ke mengelola/mengatur diri dengan memakai kata kerja
operasional yang relevan
|
19
|
21
|
11
|
1
|
28
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah afektif mulai dari tingkat mengelola ke
menghayati dengan memakai kata kerja operasional yang relevan
|
15
|
35
|
12
|
-
|
29
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah psikomotorik mulai dari tingkat
peniruan dengan memakai kata kerja operasional yang relevan
|
14
|
39
|
9
|
-
|
30
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah psikomotorik mulai dari tingkat
menerima ke manipulasi/penggunaan dengan memakai kata kerja operasional yang relevan
|
15
|
36
|
10
|
-
|
31
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah psikomotorik mulai dari tingkat
manipulasi ke artikulasi/perankaian dengan memakai kata kerja operasional
yang relevan
|
18
|
26
|
17
|
-
|
32
|
Dosen
mampu merumuskan perubahan pada ranah psikomotorik mulai dari tingkat
artikulasi ke pengalamiahan/naturalisasi dengan memakai kata kerja
operasional yang relevan
|
14
|
32
|
15
|
-
|
5. Motivasi
berprestasi dosen terhadap efektivitas proses pembelajaran di STT IKSM Santosa
Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat Emmanuel?
Motivasi
Berprestasi dosen adalah penilaian mahasiswa terhadap motivasi berprestasi
dosen yang di STT
Singkatan:
SB = Sangat bermotivasi
Bi = Bermotivasi
KB = Kurang Bermotivasi
TB = Tidak bermotivasi
No
|
Pernyataan
|
Jlm
yg memilih
SB
|
Jlm
yg memilih
Bi
|
Jml
Yg
memilih
KB
|
Jml
yg memilih
TB
|
1
|
Melakukan tugas mengajar karena sadar
akan tugas instruksional (amanat) Yesus untuk mengajar
|
41
|
20
|
-
|
1
|
2
|
Memahami bahwa mengajar adalah bagian
dari pelayanan Yesus Kristus yang harus dilakukan secara bertanggung jawab
|
36
|
25
|
-
|
1
|
3
|
Mengajar adalah tugas Kristus untuk
member perubahan pada peserta didik dalam perubahan mengasihi Tuhan dengan
segenap akal budi, hati dan kekuatan
|
14
|
44
|
3
|
1
|
4
|
Mengajar adalah Mengasihi Tuhan dengan
segenap pikiran, hati dan kekuatan
|
17
|
45
|
-
|
1
|
5
|
Pengaruh Doa instruksional terhadap
tugas pengajaran
|
37
|
20
|
4
|
1
|
6
|
Doa memberi semangat baru untuk
mengajar
|
35
|
23
|
3
|
1
|
7
|
Dosen mata kuliah sadar bahwa melalui
doa ada sebuah kekuatan baru untuk melaksanakan tugas mengajar yang efektif
|
43
|
17
|
1
|
1
|
8
|
Dosen mata kuliah berusaha unggul
dalam mengajar
|
27
|
32
|
1
|
2
|
9
|
Dosen mata kuliah peduli pada hasil
unggul dalam mengajar
|
30
|
25
|
7
|
-
|
10
|
Dosen
mata kuliah bersedia untuk berkompetisi dalam mengajar
|
25
|
29
|
7
|
1
|
11
|
Dosen
mata kuliah memiliki kesediaan untuk berkompetisi dalam bersaing yang sehat
|
28
|
27
|
7
|
-
|
12
|
Dosen
mata kuliah memiliki dan mewujudkan kesediaan untuk berkompetisi dalam
berkreasi
|
30
|
28
|
4
|
-
|
13
|
Dosen mata kuliah selalu membenahi
kreatifitasnya dalam mengajar
|
28
|
27
|
6
|
1
|
14
|
Dosen
menetapkan tujuan dengan pertimbangan (tidak nekad) atau lebih tertarik pada
pencapaian pribadi dari pada imbalan yang diperoleh atas keberhasilannya;
|
22
|
27
|
13
|
1
|
15
|
Dosen
mata kuliah lebih tertarik pada situasi yang dapat memberikan umpan balik secara
konkrit atas hasil kerjanya
|
15
|
32
|
12
|
1
|
Dosen
Mata kuliah mengerjakan pekerjaan mengajar
sebaik mungkin
|
33
|
23
|
5
|
1
|
|
16
|
mengerjakan
pekerjaan yang menghendaki ketrampilan dan usaha
|
34
|
24
|
4
|
-
|
17
|
Dosen mata kuliah memiliki
tanggungjawab dan kehendak untuk mengaktualisasi diriingin mendapatkan pengakuan, tidak hanya dalam mengajar, namun dalam
mengerjakan tugas-tugas lain yang terkait dengan proses pendidikan di sekolah
Tinggi Teologi
|
29
|
25
|
7
|
1
|
18
|
Dosen mata kuliah ingin mendapatkan pengakuan,
tidak hanya dalam mengajar, namun dalam mengerjakan tugas-tugas lain yang
terkait dengan proses pendidikan di sekolah Tinggi Teologi
|
18
|
31
|
12
|
1
|
6. Integrasi
Pendidikan karakteristik unggul berdasarkan didaktik Yesus
terhadap efektivitas proses
pembelajaran di STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat
Emmanuel
Singkatan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
KS : Kurang setujul
TS : Tidak setuju
Karakteristik
Unggul dalam ajaran Yesus yang didasarkan pada Matius 5;1-16 diarahkan pada
tujuan penelitian ini yaitu efektivitas proses pembelajaran. Apakah 8
karakteristik unggul itu menyatu dengan mata kuliah dan telah memberi perubahan
karakter peserta didik di STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT
Rahmat Emmanuel. Dalam hal ini variable karakteristik unggul didefinisikan
sebagai penilaian mahasiswa terhadap integrasi pendidikan karakter terhadap
efektivitas proses pembelajaran di STT. Berikut ini penilaian mahasiswa yang
direkap dalam bentuk table sbb:
No
|
Pernyataan
|
Responden yg memilih
SS
|
Responden yg memilih
S
|
Jml
Responden yg memilih
KS
|
Jml responden yg memilih
TS
|
Karakteristik Unggul 1: Miskin di hadapan Allah
|
|||||
1
|
Dosen mata kuliah mewujudkan hidup
miskin/rendah hati dihadapan Allah
|
41
|
19
|
1
|
1
|
2
|
Dosen mata kuliah menghubungkan mata
kuliahnya dengan nilai rendah hati
|
36
|
23
|
3
|
-
|
3
|
Dosen mata kuliah yang rendah hati
mempengaruhi saya untuk rendah hati
|
39
|
21
|
3
|
-
|
Karakteristik Unggul ke 2:
berdukacita karena dosa
|
|||||
3
|
Dosen mata kuliah menghubungkan mata kuliahnya dengan rasa berduka bila
seorang melakukan kesalah
|
18
|
37
|
7
|
-
|
4
|
Dosen menghubungkan mata kuliah dengan nilai kejujuran dalam mengerjakan
tugas
|
31
|
21
|
9
|
1
|
5
|
Dosen menghubungkan mata kuliahnya dengan nilai merasa berdu bila seorang
berbuat salah
|
29
|
20
|
13
|
-
|
Karakteristik Unggul 3: lemah
lembut
|
|||||
6
|
Dosen mata kuliah menghubungkan mata kuliahnya dengan nilai perilaku
lemah lembut
|
30
|
23
|
8
|
-
|
7
|
Dosen mata kuliah hidup dalam karakteristik lemah lembut
|
18
|
34
|
10
|
1
|
Karakteristik Unggul ke 4: lapar
dan haus akan kebenaran (rindu akan kehendak Allah)
|
|||||
8
|
Dosen mata kuliah menghubungkan mata kuliah dengan karakter rindu akan
kebenaran
|
38
|
21
|
3
|
-
|
9
|
Dosen menghubungkan mata kuliahnya dengan nilai rindu akan kehendak Allah
dalam melakukan tugas kuliah yang berhubungan dengan mata kuliah yang diasuh
|
34
|
26
|
2
|
-
|
10
|
Dosen mata kuliah menekakan perilaku yang benar dalam proses pembelajaran
|
38
|
21
|
3
|
-
|
11
|
Dosen mata kuliah menekankan menjauhkan sikap dari pelagirisme
Dll
|
23
|
40
|
7
|
1
|
Karakteristik Unggul ke 5: murah
hati
|
|||||
12
|
Dosen mata kuliah menghubungkan mata kuliahnya dengan kehidupan orang
Kristen yang berkarakter murah hati
|
29
|
27
|
5
|
-
|
13
|
Dosen mata kuliah menekakan sikap murah hati dalam proses perkuliahan
|
27
|
29
|
5
|
-
|
14
|
Dosen mata kuliah menghubungkan mata kuliah dengan saling tolong menolong
dalam proses pembelajaran mata kuliah yang diasuh
|
17
|
39
|
7
|
-
|
Karakter Unggul ke 6:
ke Suci hati
|
|||||
15
|
Dosen mata kuliah menghubungkan mata kuliah dengan karakter suci hati
|
14
|
35
|
13
|
-
|
Karakter Unggul ke -7 : membawa damai
|
|||||
16
|
Dosen mata kuliah menghubungkan mata kuliahnya dengan karakter membawa
damai
|
36
|
22
|
3
|
1
|
17
|
Dosen mata kuliah menghubungkan mata kuliah dengan karakter kebenaran
mata kuliah yang berpengaruh pada membawa damai
|
27
|
29
|
6
|
-
|
Karakter Unggul ke-8: dianiaya sebab kebenaran
|
|||||
18
|
Dosen mata kuliah menghubungkan mata
kuliah pada perilaku unggul yaitu siap menderita karane hidup dalam hal-hal
yang benar berkait dengan kebenaran mata kuliah
|
47
|
7
|
8
|
-
|
19
|
Dosen menghubungkan mata kuliahnya
pada sikap orang yang tidak terpuji terhadap orang yang hidup dalam kebenaran
|
15
|
38
|
9
|
-
|
20
|
Dosen menghubungkan mata kuliahnya
dengan konsekwensi menjadi Kristen (hidup dalam kebenaran)
|
40
|
11
|
11
|
-
|
21
|
Dosen mata kuliah menghubungkan mata
kuliahnya dengan nilai sikap orang Kristen terhadap penganiayaan karena
menjadi Kristen (pengikut Yesus Kristus)
|
27
|
29
|
6
|
-
|
7. Pemanfaatan
blog sebagai media pembelajaran terhadap efektivitas proses pembelajaran di STT
IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat Emmanuel
Pemanfaatan weblog dalam proses pembelajaran adalah penilaian
mahasiswa terhadap ketercapai tujuan pembelajaran melalui weblog dosen berbasis
wordpress dan blogspot. Apakah pemanfaatan weblog mempengaruhi efektivitas
proses pembelajaran setiap mata kuliah bagi mahasiswa di STT IKSM Santosa Asih,
STT Paulus, STT Arrabona dan STT Rahmat Emmanuel?
Berikut ini data yang dihimpun dari mahasiswa
tentang penilaian mereka terhadap pemanfaatan weblog oleh dosen yang
mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran. Data angket dipaparkan sebagai
berikut.
Singkatan:
SE
= Sangat Efektif
Ef
= Efektif
CE
= Cukup Efektif
TE
= Tidak Efektif
No
|
Pernyataan
|
Jml yg memilih
SE
|
Jml yg memilih
Ef
|
Jumlah yg memilih
CE
|
Jumlah yg memilih
TE
|
1
|
Dosen mata kuliah memanfaatkan weblog/
untuk mencantumkan standar kompetensi untuk mahasiswa yang sedang mengikuti
mata kuliah yang diasuhnya
|
23
|
20
|
12
|
6
|
2
|
Dosen mata kuliah memanfaatkan
weblog/blog untuk mempublikasikan Kontrak Pembelajaran
|
13
|
24
|
18
|
5
|
3
|
Dosen mata kuliah memanfaatkan
weblog/blog untuk mempublikasikan Silabus Pembelajaran untuk pengalaman
belajar mahasiswa
|
22
|
18
|
12
|
8
|
4
|
Dosen mata kuliah memanfaatkan
weblog/blog untuk mempublikasikan bahan ajar secara online dan dapat diikuti
oleh mahasiswa
|
18
|
25
|
9
|
8
|
6
|
Dosen mata kuliah memanfaatkan weblog
khusus untuk dijadikannya sebagai Bahan Ajar online
|
14
|
18
|
12
|
10
|
7
|
Dosen mata kuliah membuat tombol navigasi
untuk kontrak pembelajaran dan silabus
|
7
|
27
|
6
|
11
|
8
|
Dosen mata kuliah membuat tombol
navigasi khusus untuk bahan ajar
|
12
|
31
|
7
|
9
|
9
|
Dosen mata kuliah merancang blog
sehingga menyenangkan untuk diikuti
|
24
|
21
|
13
|
1
|
10
|
Pemanfaatan blog oleh dosen mata
kuliah sangat menolong mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
|
18
|
12
|
16
|
4
|
11
|
Dosen menata blog dengan template blog
yang menyenangkan
|
17
|
21
|
16
|
3
|
12
|
Dosen menyampaikan kepada mahasiswa
untuk mengakses mata kuliahnya secara online
|
23
|
19
|
8
|
8
|
13
|
Dosen mendorong mahasiswa untuk
memanfaatkan weblog untuk tugas-tugas mahasiswa
|
28
|
17
|
10
|
3
|